Trenz Indonesia
News & Entertainment

Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia Mencuat Perlunya Cerita Wayang Untuk Anak Punya Nilai Didaktif

821

Jakarta, Trenz Edutainment I Karya sastra, khususnya melalui kesenian wayang, menjadi sangat penting disampaikan kepada anak-anak generasi masa kini. Anak-anak Indonesia dalam beberapa dekade mengalami kelangkaan sastra panggung. Apalagi cerita-cerita yang memiliki nilai didaktif.

Demikian antara lain pandangan yang mengemuka dalam Acara Rapat Koordinasi (RAKOR) “Organisasi Pewayangan Indonesia,” yang berlangsung di ruang sarasehan Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Selasa (10/3) lalu.

SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) yang menyelenggarakan Rakor tersebut, juga mengemuka berbagai pandangan dan harapan. Antara lain, para penggiat seni pedalangan diharapkan dapat menawarkan cara atau prosedur baru untuk merumuskan wayang berstandar multi level.

Terutama kaitannya dengan cerita-cerita wayang yang disesuaikan dengan tingkat usia dan kekinian. “Hal ini untuk lebih memasyarakatkan seni wayang dalam tingkatan usia muda. Cerita wayang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan kejiwaan,” kata Ketua Umum SENA WANGI, Drs. Suparmin Sunjoyo, kepada wartawan, di acara tersebut.

Salah satu tantangan terbesar, Suparmin mengatakan, adalah bagaimana cara menanamkan kecintaan seni pertunjukan wayang  kepada anak-anak muda generasi milenial. “Saat ini jarang anak muda yang betah menyaksikan pertunjukan wayang sampai selesai. Apalagi jika pertunjukan itu berlangsung hingga pagi hari,” ujarnya.

Kuat Prihatin, S.Sos.,M.M (Perencana Ahli Madia Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI), berjabat tangan dengan Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI). Didampingi Sumari, S.Sn (Sekretaris Umum SENA WANGI), dan Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI), di acara Rakor Organisasi Pewayangan, pada Selasa (10/3) lalu.

Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia, menghadirkan narasumber antara lain, Kuat Prihatin, S.Sos.,M.M (Perencana Ahli Madia Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI).

Dalam kesempatan tersebut, Kuat Prihatin, menyampaikan tentang perlunya mendisain cerita-cerita wayang untuk anak. Apalagi kegiatan “Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda” yang selama ini telah dilaksanakan PEPADI cukup direspon positif.

“Sastra (wayang) hadir memberi pencerahan moral. Sehingga terbentuk manusia-manusia berkarakter dan berbudi luhur. Mengembangkan imajinasi anak-anak. Membantu mereka bagaimana mempertimbangkan dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai cara,” ujarnya.

Generasi masa kini, Kuat menceritakan, langsung masuk dalam pusaran abundance dengan berbagai kemudahan akses informasi, jejaring sosial, dan event industri hiburan. Akibatnya, anak-anak millenial kehilangan dunianya sebagai anak. “Hal ini tercermin pada perilaku, bagaimana ia merespons, meyakini, menilai, menghayati suatu hal. Mereka cenderung berperilaku, dan berbicara layaknya orang dewasa,” paparnya.

Tampil juga sebagai pembicara Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI), Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI), Kondang Sutrisno (Ketua Umum PEPADI), Dubes Samodra Sriwidjaja (Ketua Umum UNIMA Indonesia), Dr. Sri Teddy Rusdy, SH. M.Hum (Akademisi), serta narasumber lainnya.

Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI) penerbit buku, didampingi Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI), dan Sumari, S.Sn (Sekretaris Umum SENA WANGI), menunjukkan perwajahan buku, “Blencong Wayang Dalam Hidup Zaman Now” di acara Rakor Organisasi Pewayangan, di ruang sarasehan Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Selasa (10/3) lalu.

Rakor Organisasi Pewayangan Indonesia, antara lain membahas tindak lanjut berbagai pencapaian besar yang diraih SENA WANGI. Terutama dalam rentang waktu tahun 2018 – 2020, setelah ditetapkannya KEPPRES No. 30 Tahun 2018, tentang Hari Wayang Nasional. Tampak hadir Mohamad Sobary (Budayawan), Romo F.X. Mudji Sutrisno (Budayawan dan Akademisi), Sumari, S.Sn (Sekretaris Umum SENA WANGI), Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI), serta para dalang, dan penggiat seni budaya wayang lainnya.

“Dalam rapat ini kami menyampaikan laporan 4 tahunan Pewayangan Indonesia, yang telah kami sampaikan kepada UNESCO. Selanjutnya laporan terkait dengan pengembangan Filsafat Wayang, bidang penerbitan, misi ke luar negeri: Sidang NGO-UNESCO di Bogota, Colombia, Sidang Ke 8 Asosiasi Wayang ASEAN & Fistival Wayang ASEAN, di Manila 26-29 Februari 2020, serta rencana pergelaran Wayang di 3 kota, di Eropa pada bulan Juni 2020,” terang Suparmin.

Rapat juga membahas terkait dengan kegiatan “Festival Dalang Bocah dan Dalang Muda” yang dilaksanakan PEPADI. Selanjutnya membicarakan rencana Kongres UNIMA Internasional & Festival Wayang Dunia, yang akan dilaksanakan UNIMA Indonesia, di Gianyar Bali, 13-19 April 2020 mendatang.

Pembahasan lainnya terkait dengan kebangkitan Wayang Orang Ngesti Pandowo di Semarang, dan sejumlah kegiatan lain baik yang telah dan akan dilaksanakan oleh organisasi pewayangan Indonesia.

Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kabid Humas SENA WANGI) penerbit buku, didampingi Sumari, S.Sn (Sekum SENA WANGI), menunjukkan perwajahan buku, “Blencong Wayang Dalam Hidup Zaman Now” di acara Rakor Organisasi Pewayangan, di ruang sarasehan Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Selasa (10/3) lalu.

“Blencong” Wayang Zaman “Now”

Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan (soft launching) sebuah buku berjudul “Blencong Wayang Dalam Hidup Zaman Now” karya dalang yang juga seorang pengamat seni wayang, Romo Y. Sudarko Prawiroyudo. Melalui karyanya penulis memotret berbagai kondisi sosial politik abad ini yang faktual pada zamannya.

“Kami berharap buku ini dapat menjadi komprador yang menjembatani kisah-kisah masa lalu yang menyejarah dalam konteks kekinian. Menjadi katalisator kebudayaan; penguat ketahanan dan identitas kebangsaan. Budaya adiluhung ini dapat dikenal, diturunkan, dan diwariskan kepada masyarakat, terutama generasi muda; ’kids zaman now’, baik dari segi konten maupun konteksnya,” ujar Kepala Bidang Humas SENA WANGI, Eny Sulistyowati S.Pd , MM, yang telah menerbitkan buku ini.

Dalam rangka misi kebudayaan, Eny Sulistyowati juga mendapat mandat dari SENA WANGI untuk memimpin delegasi kesenian ke Eropa. “Kita juga mengharap dukungan Pemerintah. Salah satu upaya kami menjaga kelestarian wayang, adalah dengan membawa kesenian wayang ini keliling Eropa, sekaligus membawa misi kebudayaan Indonesia ke pentas global. Insya Allah bulan Juni 2020, kita melakukan lawatan budaya di tiga kota, di Eropa, yaitu, Bled (Slovenia), Vienna Velden (Austria) dan Trieste (Italy),” ungkap Eny sambil melepas senyum. .

Leave A Reply

Your email address will not be published.