Bekasi, Trenzindonesia.com | Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Eddie Karsito, mengapresiasi langkah TK Miftahul Jannah Kranggan Permai, Bekasi, dalam mengedukasi anak-anak untuk mengembangkan karakter melalui kegiatan kreatif. Mengacu pada pendekatan pendidikan di Jepang, Eddie menekankan bahwa anak-anak TK tidak harus fokus pada calistung (membaca, menulis, dan berhitung), melainkan pada pembentukan karakter dan kreativitas sejak dini.
“Di Jepang, anak-anak TK lebih banyak belajar karakter daripada calistung. Pembentukan disiplin dan etos kerja yang tinggi dimulai sejak usia dini,” ujar Eddie Karsito saat menghadiri kegiatan TK Miftahul Jannah.
Pembentukan Karakter Sebagai Prioritas

Menurut Eddie, Jepang mengutamakan pendidikan karakter sebagai fondasi utama dalam pembelajaran TK. Anak-anak di Jepang diajarkan disiplin, tanggung jawab, dan peduli lingkungan. Salah satu contoh konkret adalah kebiasaan anak-anak Jepang dalam membuang sampah dengan benar dan memilah jenis sampah sejak dini, yang berdampak pada kebersihan lingkungan. Eddie berharap TK Miftahul Jannah dapat mengadopsi metode serupa untuk menumbuhkan budaya disiplin pada anak-anak.
“Kedisiplinan dan kebersihan orang Jepang terkenal di seluruh dunia, dan itu diajarkan sejak TK,” tambahnya.
Interaksi Sosial dan Kegiatan Outdoor

TK Miftahul Jannah juga menerapkan pembelajaran sosial melalui kegiatan di luar kelas, seperti olahraga dan makan bersama, yang berlangsung di Warung Soto Balungan, Kranggan Permai, Bekasi. Kepala Sekolah Rubiyati, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan mengasah kemandirian, kerjasama, dan rasa saling menghargai.
“Dengan olahraga, anak-anak belajar kerjasama dan disiplin. Setelahnya, mereka makan bersama, menikmati hidangan Soto Balungan,” jelas Rubiyati.
Edukasi Practical ala Jepang

Eddie mendorong TK Miftahul Jannah untuk mengembangkan pendidikan praktis yang biasa diterapkan di Jepang, seperti keterampilan sehari-hari. Di Jepang, anak-anak diajarkan mencuci piring, merapikan perlengkapan, dan membersihkan diri dan lingkungan. Aktivitas ini dinilai efektif dalam membangun moral, tanggung jawab, dan kemandirian anak-anak.
“Anak-anak TK di Jepang dibiasakan mengatur barang-barang pribadi, mulai dari sepatu, snack box, hingga baju ganti. Kegiatan ini membentuk mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri,” tambah Eddie.
Selain itu, anak-anak Jepang sering diajak belajar di luar kelas untuk menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan. Kunjungan ke taman, museum, atau tempat edukatif lainnya menjadi bagian dari kegiatan yang memperkaya pengalaman belajar anak-anak.
Melalui metode ini, Eddie Karsito berharap TK Miftahul Jannah dapat mencetak generasi muda yang kreatif, disiplin, dan memiliki kepekaan sosial tinggi, mirip dengan budaya pendidikan di Jepang.