Bandung, Trenzindonesia | Puasa Ramadhan memiliki makna sebagai melatih diri dengan kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan bentuk ketaatan kepada Allah SWT sebagai ladang mendapatkan pahala berlipat ganda.
Bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah hanya tinggal menunggu hari, maka ada sebagian orang dimanfaatkan dengan berkumpul untuk menjalin silahturahmi dan mengadakan munggahan yaitu tradisi masyarakat Islam Indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan.dan biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda.
Seperti. yang dilakukan Komunitas motor bernama Jatiwisesa Riders (JRMC) menggelar berkumpul. bersama bertajuk “Munggahan Silahturahmi” pada hari Jumat, tanggal 21 Februari 2025.
Acara yang digelar pada pukul 19.00 WIB bertempat di Jalan Kalijati Indah No 31 Antapani, Kota Bandung dihadiri Ketua: H.Agung Nugraha, Sekertaris: Novan, Bendahara: Abah Deni serta 50 anggota Jatiwisesa Raiders.

Memulai acara ini tidak lepas kata sambutan serta kajian siraman islami untuk melengkapi menuju bulan suci Ramadhan. Pada kesempatan ini Ketua Jatiwisesa Riders, H. Agung Nugraha mengatakan, “acara yang kita adakan bertujuan untuk bersilahturahmi antar anggota menjelang puasa dengan kata lain munggahan sambil berkumpul dan merupakan agenda tahunan yang sudah beberapa kali dilakukan sejak tahun 2019”, jelasnya.

Jatiwisesa merupakan Gajah Putih Jatiwisesa yang sebagai sayap kanan dan berdirilah Jatiwisesa Rider.
“Kegiatan lain selain menjelang bulan Ramadhan diantaranya Bakti Sosial yang berhubungan dengan Agama, Spritual, Budaya dan acara Riders”, sambungnya.
Disisi lain hal senada pun dilontarkan Abah Deni selaku Bendahara“, dengan dilakukan acara ini kita dapat berkumpul untuk bersilahturahmi, karena pada hari-hari biasa seluruh anggota mempunyai kesibukan masing-masing, jadi ini waktu tepat untuk menyambut bulan Ramadhan,” paparnya.
Disesi akhir acara dilanjutkan dengan bersantap hidangan bersama dan foto bersama, bentuk keakraban menghiasi kebersamaan Komunitas Jatiwisesa Riders.




“di komunitas ini seluruh anggota harus ceria , saat berkumpul kadang diselingi cerita kekonyolan-kekonyolan sebagai wadah tempat tersenyum bercanda gurau dan jangan terlalu serius, dalam.keseriusan ketaatan kita hanya ke sang holik dan membina rumah tangga,” tutup Abah. (dh/ft.ist)