Berbicara budaya, Indonesia memiliki kebaya sebagai salah satu pakaian tradisional. Diantaranya adalah pakaian tradisional kebaya merupakan busana kaum perempuan yang pemakaiannya biasa dipadukan dengan kain batik, songket, atau tenun sebagai bawahan
Khawatir busana tradisional Indonesia terancam punah, sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas “Blangkonde” mencoba melestarikan pakaian daerah tanah air. Lewat aksi-aksi mereka memperkenalkan pakaian daerah di setiap peringatan hari nasional.
“Kami sangat perihatin busana daerah ini lama-lama akan menghilang. Kemudian kami mencari anak muda yang peduli dengan pakaian tradisional sangat susah sekarang ini. Aksi pertama kami membuat parade pakaian tradisional di peringatan hari Ibu. Jadi umur komunitas kami sudah hampir satu tahun,” ungkap Weni ketua Komunitas “Blangkonde”, Jumat (03/11/2023) di C-pro Studio, jalan Manggarai Selatan IX/55, Jakarta, Jakarta 12840.

Menurut ibu Wenny Purwanti ada beberapa komunitas seperti Blangkonde yang ada di tanah air. Salah satu komunitas sejenis adalah WBI (Warisan Budaya Indonesia) yang juga mencintai pakaian kebaya seperti mereka.
“WBI rata-rata yang datang adalah artis dan bebera selebgram. Apalagi sekarang ini di istana merayakan hari perempuan dengan mengenakan kebaya. Menurut saya saat ini sudah banyak komunitas dan acara yang mewajibkan mengenakan kebaya dan kain,” ujar ketua Komunitas Belangkonde Wenny Purwanti.
Komunitas Blangkonde saat ini sedang berkolaborasi dengan komunitas Oryza Lokabasa dimana Komunitas ini Pelestari Bahasa Daerah. Dimana para anggotanya bersinergi mempertahankan budaya nasional Indonesia.
“Kami melestarikan bahasa daerah dan budaya lewat YouTube. Dengan bergabung dengan komunitas “Belangkonde” kita sejalan. Kita sebagai warga senior berjuang bersama dan mengajak kaum muda mencintai budaya tanah air,” ujar Judianti Ji Isakayoga ketua komunitas Oryza Lokabasa.
Selain komunitas Oryza Lokabasa ada juga komunitas SKB (Susila Krida Budaya) dimana komunitas ini lebih ke budaya tari tradisional Indonesia yang saat ini diketuai oleh ibu Kirey Ayu. Tujuan dari Blangkonde adalah melestarikan budaya blangkon dan konde.
“Anggota Blangkonde tidak hanya wanita pecinta kebaya dan konde, bapak-bapak yang suka dengan blangkon juga menjadi anggota Blangkonde. Tujuannya melestarikan blangkon dan konde yang sekarang ini sudah mulai jarang dipakai. Kami akan biasakan memakai pakaian daerah di kegiatan sehari-hari,” tambah ketua Komunitas Belangkonde Wenny Purwanti.
Melihat kehidupan berbudaya di luar negeri yang sangat konsisten mengenakan pakaian adat merek, ketua Komunitas Belangkonde Wenny Purwanti menginginkan kebiasaan itu bisa dilaksanakan di tanah air.
“Semoga dengan bergabungnya komunitas Blangkonde, komunitas Oryza Lokabasa dan SKB (Susila Krida Budaya) baik busana daerah, bahasa daerah dan seni tari budaya tanah air bisa kita lestarikan bersama kaum muda bangsa. Semoga pemerintah juga akan mendukung gerakan kami sebagai pecinta budaya tanah air,” tutup Wenny Purwanti. Rul