Jakarta, Trenzindonesia | Mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi, memperkenalkan bukunya yang kontroversial berjudul “Belenggu Nalar” yang mengungkap praktek kejahatan negara yang dilakukan oleh pemimpin berkuasa.
Buku ini dijadwalkan akan diterbitkan pada tanggal 15 Januari 2024, dengan peluncuran di Ballroom Nusantara, Darmawangsa Hotel.
“Buku ini saya anggap penting untuk sejarah Politik dan Hukum di Indonesia. Saya merasa perlu mengungkap kebenaran bahwa kejadian yang saya uraikan dalam ‘Belenggu Nalar‘ benar-benar terjadi di Republik Indonesia. Pemimpin bangsa terbelenggu demi kepentingan kekuasaan,” ungkap Laksamana Sukardi.
Dalam bukunya, Laksamana menggambarkan “Belenggu Nalar” sebagai semacam “State Crime” atau kejahatan yang dilakukan oleh negara melibatkan lembaga tinggi negara resmi yang dipilih oleh rakyat, seperti DPR RI dan lembaga penegak hukum tertinggi di Indonesia.
“Mereka bekerja secara sistimatis terorganisir dengan membelenggu nalar nya masing masing demi menghancurkan masa depan anak seorang wartawan yang telah berjuang dan mengabdi kepada bangsa dan negaranya secara profesional,” katanya.
“Buku ini ditujukan untuk generasi muda Indonesia yang memiliki tekad menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Mereka harus membaca buku ini agar berhati-hati dan dapat menolak praktek kejam dan dzolim terhadap warga negara Indonesia,” tambahnya.
Laksamana Sukardi menegaskan bahwa ada beberapa aspek teknis penerbitan dan misteri yang belum dapat diungkapkan dalam buku ini, demi pertimbangan keamanan penulis. Karena kelompok yang terlibat dalam kejahatan tersebut masih berkuasa atau masih hidup.
Buku “Belenggu Nalar” dianggap sangat relevan dengan kondisi saat ini dan masa depan Republik Indonesia karena menyajikan fakta dan kenyataan yang patut untuk diungkap dan dipahami oleh masyarakat. (Fjr)