Titimangsa dan Bakti Budaya Djarum Foundation Hadirkan Pertunjukan Sastra “Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini”,
Jakarta, Trenzindonesia | Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar pertunjukan sastra dan suara bertajuk “Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini”, yang digelar di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/04/2025).

Pertunjukan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap sosok Raden Ajeng Kartini, tokoh perempuan yang hingga kini terus menjadi inspirasi bagi perjuangan kesetaraan dan kemanusiaan.
Menghadirkan para seniman lintas generasi, mulai dari Christine Hakim, Ratna Riantiarno, Reza Rahadian, Marsha Timothy, Maudy Ayunda, Lutesha, Cinta Laura, Chelsea Islan, Happy Salma, hingga Bagus Ade Putra, pementasan ini membacakan surat-surat asli Kartini secara monolog. Surat-surat yang diambil dari buku “Panggil Aku Kartini Saja” karya Pramoedya Ananta Toer serta “Kartini: Kumpulan Surat-Surat 1899–1904” karya Wardinam Djoyonegoro ini dihidupkan kembali dengan pendekatan artistik yang emosional dan kontemporer.

Sutradara Sri Qadariatin memandu jalannya pementasan dengan menampilkan berbagai segmen yang menggambarkan beragam sisi Kartini—mulai dari pemikiran tentang pendidikan, kritik terhadap ketimpangan gender, hingga keresahan atas kondisi sosial dan lingkungan pada masanya.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, menyampaikan bahwa pertunjukan ini adalah bentuk refleksi dan ajakan bagi generasi muda untuk memahami dan meneruskan semangat perjuangan Kartini. “Surat-surat Kartini menunjukkan bahwa perubahan besar selalu berawal dari keberanian untuk merasa, merenung, dan menyuarakan kebenaran yang diyakini,” ujarnya.

Sementara itu, Happy Salma selaku Pendiri Titimangsa menegaskan bahwa membaca surat-surat Kartini bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga menyelami ruang batin seorang perempuan yang berani bermimpi dan berpikir melampaui zamannya. “Kartini telah membuktikan bahwa suara perempuan, ketika jujur pada pikirannya dan setia pada hatinya, bisa mengubah arah sejarah,” ucapnya.

Pementasan ini sekaligus menjadi bagian dari pembukaan pameran “SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” yang berlangsung mulai 22 April hingga 31 Juli 2025 di Museum Nasional. Pameran ini mengangkat peran perempuan dalam sejarah Indonesia, dari penerbitan Sunting Melayu oleh Rohana Kudus hingga perjuangan R.A. Kartini, sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi perempuan dalam membentuk peradaban dan arah bangsa. (PR/Fjr) | Foto: Dok. Image Dynamics