Perkuat Kolaborasi dan Inklusifitas dalam Perfilman Indonesia
Jakarta, Trenzindonesia | Kementerian Kebudayaan menggelar Forum Layar Basua di Plasa Insan Berprestasi, Jakarta, pada Kamis (24/4/2025).

Forum ini menjadi ajang bertemunya pelaku industri film lintas generasi untuk mempererat kolaborasi dan memperkuat ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kuat, adil, dan inklusif.

Lebih dari 130 peserta hadir dalam forum ini, termasuk sineas, aktor, produser, Ketua Badan Perfilman Indonesia, serta jajaran Kementerian Kebudayaan. Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa perfilman Indonesia bukan hanya sarana ekspresi seni, tetapi juga bagian penting dalam diplomasi budaya.

Seiring dengan berbagai pencapaian industri film nasional, perhatian terhadap aspek inklusifitas menjadi sorotan penting. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI) dan Inklusi Film Indonesia (INFI) telah menginisiasi sejumlah program seperti Workshop Peran Disabilitas dalam Perfilman, Training of Trainer (ToT), Bioskop Bisik, dan Workshop Perfilman Inklusif. Program-program ini bertujuan membuka ruang partisipasi lebih luas bagi penyandang disabilitas di bidang perfilman.

Ke depan, Kementerian Kebudayaan diharapkan lebih aktif menyediakan fasilitas Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam setiap kegiatan kebudayaan dan perfilman. Selain itu, penting untuk segera mengadakan Focus Group Discussion (FGD) guna menyusun Panduan dan Kits Perfilman Inklusif Nasional, dengan melibatkan akademisi, sineas, produser, komunitas disabilitas, media, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Disabilitas tidak boleh hanya menjadi objek dalam kegiatan budaya dan perfilman. Mereka harus menjadi bagian dari ekosistem tersebut. Inklusifitas bukan sekadar bentuk penghormatan terhadap keberagaman, tetapi fondasi membangun ekosistem budaya yang adil dan berkelanjutan,” ujar Budi Sumarno, Ketua Umum KCFI, pendiri INFI, sekaligus pegiat hak-hak disabilitas di sektor budaya dan perfilman.

Forum Layar Basua diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen seluruh insan perfilman dalam membangun industri film nasional yang lebih inklusif, berdaya saing, dan mencerminkan wajah sejati bangsa Indonesia. (PR/Fjr) | Foto: Istimewa