JAKARTA, Trenzindonesia | Gema Citra Nusantara (GCN) dan Papatong Artspace kembali menggelar teater musikal “Keumalahayati: Laskar Inong Balee” untuk mengangkat dan memperkenalkan kembali sosok wanita pemberani dan cerdas asal Aceh.
Pertunjukan akan diadakan di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki di Jakarta Pusat pada 12 dan 13 Agustus 2023 pukul 19.00 WIB. Generasi muda dididik dan terinspirasi dengan kearifan lokal melalui pementasan ini.
Kisah dimulai setelah suami Keumalahayati, Laksamana Zainal Abidin, gugur dalam peperangan. Dalam suasana yang penuh cinta terhadap tanah air, Keumalahayati mengusulkan pembentukan pasukan “Inong Balee“, yang terdiri dari para janda prajurit Aceh yang gugur dalam pertempuran. Permintaan ini kemudian dikabulkan oleh Sultan Aceh, dan Keumalahayati diangkat sebagai pemimpin pasukan tersebut. Cinta dan semangat inilah yang menjadi pendorong perjuangan Keumalahayati dan Laskar Inong Balee dalam melawan para penjajah.
Teuku Rifnu Wikana, salah satu sutradara, mengatakan, “Cinta inilah yang menjadi pemantik perjuangan Keumalahayati dan Laskar Inong Balee. Karena cinta terhadap tanah air, Keumalahayati rela bertaruh nyawa dalam sebuah pertempuran untuk mengusir Cornelis dan Federick De Houtman.”
Tim kreatif panggung yang melibatkan nama-nama tenar seperti Gema Sedatana (Penulis Naskah), Leodet (Music Composer), Jufrizal dan Asep Supriyatna (Penata Musik Tradisional), Wiwik HW (Koreografer), Helen Nanlohy (Vocal Coach), Endro Sukmono (Fighting Coach), Bulqini (Scenografer), dan Mamed Slasov (Lighting) berkolaborasi untuk menghasilkan nuansa artistik panggung yang memukau. Konsep multimedia dengan layar besar dan penggunaan musik live oleh Batavia Chamber Orchestra membuat pertunjukan semakin memikat.
Baca Juga :
Panggung dibuka dengan suasana gelap, dan layar besar menampilkan permainan multimedia yang menjadi ekspresi seni dalam satu panggung. Konsep musikal utuh dipadukan dengan tarian tradisi kontemporer dan tiga tarian khas Aceh yang dimunculkan oleh penari dari GCN, yaitu Tari Ranup Lampuan, Rencong, dan Ratoh Kipah. Masing-masing tarian mengandung makna mendalam, seperti semangat perempuan Aceh dalam memperjuangkan nilai hakiki kehidupan serta martabat manusia.
Panggung Keumalahayati juga melibatkan Sahabat Tuli untuk make up artist, yang merupakan hasil binaan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia. Acara ini mendapat dukungan Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia dan mendapat restu dari ahli waris keluarga Keumalahayati, Pocut Meurah Neneng.
“Drama musikal ini menjadi kebanggaan besar bagi keluarga kami. Di mana sosok Keumalahayati sebagai Perempuan Aceh yang sangat pintar dan berani mau diangkat dan diperkenalkan kembali, agar sosoknya dikenali oleh generasi muda!” ungkap Pocut Meurah Neneng.
Mawardi Umar, seorang ahli sejarah dari Banda Aceh, mengungkapkan bahwa kepahlawanan Keumalahayati (01 Januari 1550 – 30 Juni 1615) yang memimpin pasukan Inong Balee berperang melawan penjajah Belanda adalah fenomenal. Meskipun pengakuan sebagai Pahlawan Nasional datang dengan keterlambatan, tetapi penting untuk mengenang dan menghormati peran besar Keumalahayati dalam sejarah bangsa.
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada tanggal 11 September 1599, di saat itu ia sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Malahayati mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya, sehingga ia dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.
“Memang betul, terkesan ada keterlambatan waktu untuk menokohkan Malahayati sebagai Pahlawan Nasional. Tapi untuk proses pengukuhan Pahlawan itu kan memang diperlukan proses yang panjang!” pungkas Mawardi Umar.
Dipersembahkan oleh Gema Citra Nusantara (GCN) dan Papatong Artspace, pertunjukan teater musikal “Keumalahayati: Laskar Inong Balee” terselenggara berkat dukungan berbagai pihak diantaranya : Bank Artha Graha Internasional, Indonesia Kaya, Pertamina, Adaro Energy Indonesia, Bank BRI, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Bank Syariah Indonesia (BSI), PMWP, Jasa Raharja, Perempuan Tangguh Indonesia, IKPNI (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia), Paragon Corp, SAMUDERA, dan lainnya. (PR/Fajar Irawan) | Foto: Fajar