Merayakan Keindahan Sastra Indonesia
Jakarta, Trenzindonesia | Setelah vakum sejak 2022, Kusala Sastra Khatulistiwa kembali hadir di tahun 2025 dengan semangat baru untuk merayakan karya-karya sastra terbaik Indonesia.
Berkat inisiatif Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) yang didirikan oleh Pratiwi Juliani dan Linda Oh, penghargaan ini kembali menjadi panggung bergengsi bagi para sastrawan Tanah Air.

Kusala Sastra Khatulistiwa pertama kali digagas oleh Richard Oh, seorang penulis, pemilik toko buku, dan sutradara, pada tahun 2001 dengan nama awal Khatulistiwa Literary Award. Sejak 2014, penghargaan ini menggunakan nama Kusala Sastra Khatulistiwa untuk menunjukkan konsistensi dalam menggunakan bahasa Indonesia.
Meski sempat terhenti akibat meninggalnya sang pendiri pada 2022, kegigihan keluarga dan komunitas sastra Indonesia membuat penghargaan ini bangkit kembali. Dengan dukungan Dana Indonesiana dan berbagai sponsor, Kusala Sastra Khatulistiwa siap menjadi ajang prestisius yang memacu perkembangan sastra nasional.
Tahun ini, Kusala Sastra Khatulistiwa menghadirkan sejumlah pembaruan. Ada tiga kategori penghargaan:
Buku Puisi
Novel
Kumpulan Cerpen
Penambahan kategori kumpulan cerpen ini mencerminkan apresiasi terhadap tradisi cerpen yang kian berkembang di Indonesia. Buku-buku yang dinilai adalah karya berbahasa Indonesia yang diterbitkan sepanjang tahun 2024.
Tidak hanya itu, hadiah untuk pemenang tahun ini semakin menarik. Selain uang tunai Rp75 juta untuk masing-masing kategori, ada tambahan hadiah berupa pembelian buku pemenang senilai Rp25 juta. Buku-buku tersebut akan disebarkan ke sekolah, perpustakaan, dan komunitas literasi, mendukung penerbit sekaligus memperluas akses pembaca terhadap karya sastra berkualitas.
Syarat dan Ketentuan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Berikut adalah beberapa ketentuan utama:
Terbuka untuk penulis berkewarganegaraan Indonesia dengan karya orisinal yang tidak melanggar hak cipta.
Karya harus berupa buku cetak yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2024.
Ada tiga kategori karya: kumpulan cerpen (minimal 2 cerpen), novel (minimal 30.000 kata), dan kumpulan puisi (minimal 40 puisi atau 40 halaman).
Pengiriman karya disertai biodata penulis, dokumen pendukung, dan informasi kontak.
Batas akhir pengiriman adalah 20 Februari 2025 (cap pos) ke alamat:
Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
ED Cluster No. 2A
Jalan Gunung Indah V, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten 15445
Daftar panjang dan daftar pendek karya terpilih akan diumumkan sebelum malam penganugerahan.
Selama lebih dari dua dekade, Kusala Sastra Khatulistiwa telah menjadi ajang yang memperkenalkan nama-nama besar dalam dunia sastra Indonesia, seperti Seno Gumira Ajidarma, Linda Christanty, Goenawan Mohamad, hingga Aan Mansyur. Kebangkitan penghargaan ini menjadi momen penting untuk melanjutkan tradisi menghargai karya sastra Indonesia.
Dengan kurasi yang dipimpin oleh tokoh-tokoh sastra seperti Nezar Patria, Eka Kurniawan, dan, Hasan Aspahani, Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 siap menjadi panggung bagi karya-karya yang mampu menggugah, menginspirasi, dan memperluas wawasan pembaca. (da_Bon/Fjr) | Foto: istimewa