Bukan Lagi Sekadar Penonton
Yogyakarta, Trenzindonesia | Teknologi digital kini bukan lagi dominasi generasi muda. Dalam peluncuran hasil survei bertajuk “Menyelamatkan Masa Tua di Linimasa” yang digelar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Rabu (7/5), terungkap bahwa kelompok lansia di Indonesia mulai aktif merambah dunia digital, didukung pendampingan keluarga dan komunitas.

“Teknologi itu seperti api, penting dan tak bisa dijauhkan dari kehidupan manusia,” ujar Syifaul Arifin, Presidium Mafindo, dalam sambutannya di Restoran Taman Pringsewu, Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa dalam era digital ini, prinsip “no one is left behind” sangat penting, termasuk bagi para lansia.
Hasil survei Most Significant Changes dari program Tular Nalar menunjukkan bahwa meski lansia masih akrab dengan media tradisional seperti televisi dan radio, mereka mulai menunjukkan ketertarikan dan kemampuan mengakses media digital. Beberapa bahkan sudah mampu mendokumentasikan kisah keluarga dalam format audio-visual.

Salah satu cerita yang paling menginspirasi berasal dari seorang ibu yang kini aktif di TikTok, membagikan pengalaman hidupnya dan menginspirasi ribuan pengguna internet. Cerita-cerita seperti ini menunjukkan bahwa ruang digital dapat menjadi tempat berbagi, menyembuhkan luka, dan menjembatani hubungan antar generasi.
Namun, tidak sedikit lansia yang masih merasa malu dan kurang percaya diri untuk tampil di ranah digital. Meski begitu, satu langkah kecil dari satu orang bisa menjadi pemicu bagi yang lain untuk ikut bergerak.
Syifaul menegaskan, ruang digital harus dijaga agar tetap inklusif. “Literasi digital bukan hanya untuk kaum muda, tapi untuk semua. Kita tidak sedang menyelamatkan lansia, kita sedang merayakan keberanian mereka untuk tetap hidup dan relevan di linimasa,” tutupnya. (PR/Fjr) | Foto: Istimewa