Jakarta, Trenzindonesia | Kecerdasan Artifisial (AI) kini menjadi sorotan global, termasuk di Indonesia.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, teknologi ini membuka pintu bagi berbagai inovasi di banyak sektor. Namun, di balik euforia teknologi canggih ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan pentingnya pengembangan AI yang kreatif, inovatif, namun tetap bertanggung jawab.
Dalam sebuah audiensi bersama Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif di Jakarta, Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyampaikan optimisme serta peringatan penting terkait teknologi AI.
“Kami sangat bangga melihat anak-anak muda Indonesia yang semakin kreatif dalam mengembangkan solusi berbasis AI. InsyaAllah, karya-karya inovatif berbasis AI dari Indonesia akan terus bermunculan, meskipun saat ini teknologi inti masih banyak diimpor,” ujar Meutya Hafid.
Pernyataan ini menegaskan bahwa potensi anak bangsa dalam mengembangkan teknologi AI begitu besar. Meskipun sebagian besar teknologi inti masih berasal dari luar negeri, semangat dan kreativitas anak muda Indonesia menjadi modal berharga untuk mengejar ketertinggalan.
Meutya Hafid juga menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan regulasi yang jelas dalam pengembangan teknologi AI. Ia mencontohkan Eropa sebagai model sukses dalam pengelolaan AI, di mana keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak cipta serta etika digital menjadi prioritas utama.
“Kita belajar dari pengalaman negara lain, seperti Eropa, yang telah lebih dulu mengembangkan kebijakan untuk mengelola AI. Dari situ, kita bisa mengambil pelajaran berharga untuk merumuskan kebijakan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” tambah Meutya.
Sebagai langkah konkret, Kemkomdigi telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Jerman untuk berbagi praktik terbaik terkait pengelolaan teknologi digital. Ini menjadi langkah maju untuk memastikan kebijakan AI di Indonesia dapat berjalan dengan optimal.
Kemajuan AI memang membawa banyak manfaat, tetapi tanpa pengawasan yang baik, teknologi ini bisa menjadi bumerang. Beberapa isu krusial seperti pelanggaran hak cipta, penyalahgunaan data, dan penyebaran konten yang tidak etis menjadi perhatian utama Kemkomdigi.
“Kemajuan teknologi memberikan ruang kebebasan berekspresi dan kreativitas, tetapi juga tidak boleh mengabaikan perlindungan terhadap kekayaan intelektual dan kepentingan masyarakat luas,” tegas Meutya Hafid.
Keseimbangan antara kebebasan berinovasi dan perlindungan kepentingan publik menjadi kunci dalam membangun ekosistem AI yang sehat di Indonesia.
Yang menarik, Kemkomdigi tidak bekerja sendirian. Masyarakat, pelaku industri, akademisi, dan komunitas teknologi diajak untuk turut serta memberikan masukan terkait kebijakan AI di Indonesia.
“Kami sedang meramu kebijakan yang tidak hanya berbasis data dan regulasi, tetapi juga mempertimbangkan rasa dan kepentingan bersama. Kami ingin memastikan bahwa AI membawa manfaat besar bagi Indonesia, sambil tetap melindungi kepentingan masyarakat luas,” tutup Meutya Hafid.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan AI bukanlah produk yang hanya dibuat di ruang rapat pemerintah, tetapi akan menjadi hasil kolaborasi dari berbagai pihak yang peduli dengan masa depan teknologi di Indonesia.
Teknologi AI memiliki potensi besar untuk memajukan berbagai sektor di Indonesia, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi kreatif. Namun, potensi ini hanya dapat dimaksimalkan jika ada kebijakan yang jelas, pengawasan yang tegas, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa