Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Konstitusi
Jakarta, Trenzindonesia | Sebagai upaya meningkatkan literasi masyarakat, Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Konstitusi pada Senin, 16 Desember 2024 di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat.
Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua MK, Saldi Isra, dan berlangsung secara luring maupun daring.
Dalam sambutannya, Saldi Isra menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen MK untuk terus bergerak maju, meski di tengah padatnya pekerjaan. Saldi mengungkapkan kekagumannya terhadap para pegawai Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK yang tetap produktif menulis, meski harus menangani pekerjaan berat seperti sengketa Pemilu 2024 dan putusan Uji Materi.
“Bayangkan, tahun ini kami memutus sebanyak 158 perkara uji materi, sambil juga mempersiapkan sengketa Pilkada. Tapi kami berhasil meluncurkan 38 buku. Harapannya, tahun depan jumlah ini bisa lebih banyak,” ujar Saldi.
Menurutnya, budaya menulis di lingkungan MK harus terus ditumbuhkan agar menjadi contoh bagi lembaga lain. Ia berharap asisten ahli hakim konstitusi bisa menulis dan meluncurkan setidaknya satu buku di tahun mendatang.
Sementara itu, Adin Bindar, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, yang mewakili Plt. Kepala Perpusnas RI, menekankan pentingnya budaya literasi sesuai amanah UUD 1945.
“Literasi adalah kunci menuju masyarakat yang berpengetahuan dan kreatif. Perpustakaan bukan sekadar ruang baca, tapi ruang terbuka untuk meningkatkan kreativitas dan kesadaran literasi di Indonesia,” ujar Adin.
Ia juga mengapresiasi upaya MK dalam mendorong literasi hukum melalui buku-buku yang diluncurkan. Menurutnya, karya ini berkontribusi besar terhadap diseminasi hukum dan pemahaman konstitusi di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.
Sebagai pembicara kunci, Ketua MK periode 2003–2008, Jimly Asshiddiqie, menekankan pentingnya budaya menulis, membaca, dan berdebat di lingkungan hukum.
“Orang yang terbiasa membaca dan menulis akan lebih mampu berdebat secara substansial. Ini harus menjadi budaya di lembaga peradilan,” ujar Jimly.
Kegiatan ini semakin menarik dengan talkshow literasi konstitusi yang menghadirkan narasumber ahli, seperti:
I Dewa Gede Palguna – Hakim Konstitusi periode 2015–2020 dan Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Udayana.
Ni’matul Huda – Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).
Sutta Dharmasaputra – Pemimpin Redaksi KOMPAS.
Dalam sesi talkshow, I Dewa Gede Palguna memuji produktivitas MK dalam menulis buku. Menurutnya, kemampuan menulis filsafat hukum seperti ini jarang ditemui, bahkan di kalangan akademisi.
“Kemampuan menulis tentang filsafat hukum yang dilakukan MK ini luar biasa. Semangat menulis seperti ini seharusnya jadi cambuk bagi kalangan kampus untuk melakukan hal serupa,” ujar Palguna.
Ia juga menyebut sosok Bagir Manan—ahli hukum yang produktif menulis—sebagai contoh semangat yang patut diteladani. Palguna berharap buku-buku karya MK ini bisa menjadi referensi berharga, bahkan melahirkan penelitian dan disertasi yang lebih mendalam di bidang hukum konstitusi.
Lebih jauh, Palguna mendorong generasi muda untuk lebih aktif menulis dan berani mengkritisi Mahkamah Konstitusi melalui kajian yang konstruktif. “Dengan adanya buku-buku ini, saya berharap pelajar dan mahasiswa tergelitik untuk ikut menulis dan berkontribusi dalam membangun literasi hukum,” tambahnya.
Palguna pun menutup dengan penuh apresiasi, “Terus terang saya kagum dan bangga. Saya lebih senang lagi karena saya pernah menjadi bagian dari keluarga besar MK.” (IA/Fjr) | Foto: Istimewa