TROWULAN, Trenzindonesia | Bayangkan, sebuah karya pementasan opera yang indah dan bernuansa sakral dapat dinikmati di tanah kelahirannya. Kesempatan ini sangat berharga, baik bagi penonton maupun bagi sang empunya karya dan timnya.
Pementasan opera Majapahit “GAYATRI Sang Sri Rajapatni” kembali hadir, kali ini di Trowulan, Mojokerto, yang diduga sebagai pusat kemaharajaan Majapahit. Ini adalah momen bersejarah yang tidak boleh terlewatkan.
Pementasan berformat opera ini mengambil tempat di Museum Majapahit Trowulan dan akan terdiri dari pemutaran film dan pertunjukkan musik yang diambil dari pementasan di Jakarta tahun sebelumnya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memungkinkan GAYATRI kembali ke Trowulan, dan sutradara Mhyajo bersama tim produksi dari 7evenotes telah mempersiapkannya secara khusus.
Pertunjukkan musik opera GAYATRI akan dipimpin oleh seniman kawakan, Franki Raden, bersama dengan Indonesian National Orchestra, yang terdiri dari 14 pemusik yang memainkan peralatan musik tradisional.
GAYATRI sebelumnya dipentaskan di Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Oktober 2022, dan mendapat respons positif dari publik. Pemutaran film dan pertunjukkan musik GAYATRI menjadi acara pembuka dari Festival Gaung Sakala Bhumi yang memperingati Hari Kelahiran Majapahit, yang ke-730 tahun.
Setelah GAYATRI, Festival Gaung Sakala Bhumi akan memanjakan penonton dengan berbagai kesenian lainnya selama beberapa hari. Kolaborasi artistik antara Mhyajo dan Franki Raden juga melibatkan penata cahaya Iwan Hutapea dan narator Nino Prabowo. Ada juga penari, penyanyi seriosa Christine Tambunan, serta sinden Satya Cipta dan Bethu.
Mhyajo, Franki Raden, dan tim GAYATRI tidak hanya mempersiapkan pementasan di Trowulan, tetapi juga merencanakan “sekuel” lanjutan dari GAYATRI, yaitu opera Majapahit “GITARJA Sang Sri Tribhuwana,” yang akan dipentaskan di Jakarta pada Desember 2023 mendatang.
Opera Majapahit seperti GAYATRI dan GITARJA adalah karya-karya sarat riset sejarah dan antropologis yang memungkinkan penonton merasakan semesta berbeda namun dekat. Melalui karya ini, penonton akan lebih memahami kekayaan dan kesakralan karakter Wanita Nusantara. Ini adalah sejarah Nusantara yang harus digulirkan ke generasi penerus, bukan hanya melalui jalur pendidikan formal.
Karenanya, menonton GAYATRI di tanah kelahirannya adalah merayakan sejarah, merayakan sosok GAYATRI sendiri, dan memberikan pengalaman yang unik dan istimewa.
Pentas opera Majapahit “GAYATRI Sang Sri Rajapatni” di Trowulan ini akan menjadi langkah awal dalam perjalanan menuju pementasan perdana GITARJA, mengikuti jejak sejarah Majapahit yang akan membawa pesan dan kebijaksanaan kepada generasi masa kini. (PR/Fajar Irawan) | Foto: Istimewa