Jakarta, Trenzindonesia | Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan tegas saat membuka Acara Forum Rektor Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya peningkatan jumlah intelektual muda di kalangan S2 dan S3 di Indonesia sebagai langkah menuju Indonesia Emas dan Indonesia Maju.
Presiden menyatakan bahwa perhatiannya terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sangat besar. Indonesia, menurutnya, masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga yang telah melampaui angka 2,5 persen jumlah usia produktif yang kuliah di tingkat S2 dan S3. Sementara itu, Indonesia saat ini hanya mencapai angka 0,45 persen, yang sangat minim dan jauh dari standar negara maju yang mencapai 9 persen.
Inggar Saputra, seorang pengamat pendidikan, menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya angka tersebut adalah mekanisme pemberian dan penyaluran beasiswa yang masih berjalan kurang baik. Saputra menilai bahwa beasiswa LPDP sebagai contoh, seharusnya menerapkan asas pemerataan yang berkelanjutan. Pemberian beasiswa tidak perlu dipersulit, cukup rekrutmennya diserahkan ke kampus masing-masing. Hal ini dapat mempercepat proses pemberian beasiswa dan memastikan bahwa kompetensi calon mahasiswa sudah diakui oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.
Selain LPDP, Beasiswa 5000 Doktor Kemenag RI juga menjadi favorit di kalangan penerima beasiswa. Meskipun program ini dianggap bagus, namun kurang terdengar gaung outputnya dan laporan dalam pemberitaan media nasional. Inggar Saputra menyatakan bahwa mungkin masalahnya adalah kurangnya transparansi pengelolaan beasiswa ini. Saputra menyarankan untuk membangun kemitraan antara Kemenag RI dan organisasi keagamaan nasional seperti NU dan Muhammadiyah, sehingga mekanisme seleksi dapat dijalankan secara adil.
Saiful SH, Ketua Umum RPP Nusantara, menyampaikan dukungan penuh terhadap arahan Presiden Jokowi di bidang pendidikan tinggi. Ia menyatakan bahwa peningkatan jumlah mahasiswa S2 dan S3 di Indonesia sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi emas yang dapat mendorong kemajuan Indonesia. Saiful SH sepakat dengan ide pemerataan beasiswa yang berkelanjutan, sebagaimana dijelaskan oleh Inggar Saputra. Ia menegaskan bahwa kemudahan dalam pemberian beasiswa akan menciptakan pemerataan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada kemajuan teknologi dan sektor lainnya, menuju Indonesia Maju. RPP Nusantara mendukung visi Indonesia Emas dan menekankan pentingnya persiapan Sumber Daya Manusia emas untuk mencapainya. (Fjr)