Pengakuan Bergengsi untuk Sastrawan Asia Tenggara Dari Brunei Darussalam
Brunei, Trenzindonesia | Anugerah Sastra Mastera merupakan penghargaan prestisius yang diberikan oleh Brunei Darussalam kepada para sastrawan dari negara anggota Majlis Sastera Asia Tenggara (Mastera), yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Penghargaan ini dianugerahkan berdasarkan persetujuan Kerajaan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam, sebagai pengakuan atas kontribusi besar dalam perkembangan dunia sastra.
Sejak pertama kali diberikan pada tahun 2003, Anugerah Sastra Mastera telah mengukuhkan dirinya sebagai penghargaan tertinggi di ranah sastra di Asia Tenggara. Beberapa nama besar dari Indonesia yang pernah menerima penghargaan ini termasuk Ajip Rosidi (2003), Sutardji Calzoum Bachri (2006), Sapardi Djoko Damono (2014), hingga Goenawan Mohamad (2018).
Tahun ini, dalam Anugerah Sastra Mastera ke-7 yang diadakan pada tahun 2024, Taufiq Ismail, seorang sastrawan legendaris Indonesia, menerima penghargaan tersebut. Dalam sambutannya yang diwakili oleh Wakil Ketua Mastera Indonesia, Hafidz Muksin, Taufiq menyampaikan rasa terima kasihnya dan menyebut bahwa puisi adalah bentuk perjuangan untuk kebebasan dan keadilan. “Puisi adalah hati nurani. Puisi adalah cinta semesta yang menyala di dada,” ujarnya dengan penuh semangat.
Selain Taufiq Ismail, penerima penghargaan dari negara anggota lainnya adalah Yang Berhormat Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Awang Badaruddin bin Pengarah Dato Paduka Haji Awang Othman (Badaruddin H.O.) dari Brunei Darussalam, Dato’ Seri (Dr.) A. Samad Said dari Malaysia, dan Encik Djamal Tukimin dari Singapura.
Pengiran Haji Mohd. Hasnan bin Pengiran Haji Ali Hassan, selaku Pengerusi Jawatankuasa Panel Penilai Pusat Anugerah Sastra Mastera, dalam sambutannya menekankan pentingnya penghargaan ini sebagai bentuk dukungan terhadap kemajuan sastra di tingkat nasional maupun internasional. “Kami berharap Anugerah Sastra Mastera dapat terus membuka peluang bagi generasi mendatang untuk berkarya dan berkontribusi dalam perkembangan dunia sastra,” ujar Pengiran Hasnan.
Proses pemilihan pemenang Anugerah Sastra Mastera melewati berbagai tahapan seleksi ketat di tiap negara anggota. Kriteria pemilihannya meliputi aktif dalam menghasilkan karya sastra berkualitas tinggi, keterlibatan dalam kritik sastra, penelitian, serta dedikasi dalam pengembangan sastra di tingkat nasional dan internasional. Para pemenang dinilai berdasarkan kontribusi mereka yang luar biasa dalam dunia sastra.
Dengan total 20 sastrawan dari seluruh negara anggota yang telah menerima penghargaan sejak pertama kali diadakan, Anugerah Sastra Mastera terus menjadi simbol pengakuan tertinggi bagi para penulis dan sastrawan di Asia Tenggara. Taufiq Ismail berharap penghargaan ini akan menjadi inspirasi bagi generasi penulis berikutnya, “Semoga ini menjadi inspirasi bagi para sastrawan di generasi berikutnya. Saya optimis aktivitas kesusastraan di Asia Tenggara akan terus semarak dan melahirkan karya-karya yang menggugah.” (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa