Drama Kongres PARFI
Jakarta, Trenzindonesia | Polemik di tubuh Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) memanas setelah rencana “Kongres PARFI Dipercepat” batal digelar di Hotel Pomelotel, Patra Kuningan, Jakarta Selatan.
Acara yang sedianya berlangsung pada Senin, 23 Desember 2024, dinilai ilegal oleh sebagian besar anggota senior PARFI.
Para anggota senior seperti Syaiful Amri, Mutiara Sani, Elkie Kwee, dan Kamil Marvin menyatakan bahwa tidak ada urgensi yang sah untuk percepatan kongres. “Kami memandang tidak ada hal yang mendesak secara internal maupun eksternal. Bahwa tidak pernah ada AD/ART PARFI yang sah menurut hukum, karena AD/ART PARFI tidak ada yang pernah disahkan dalam kongres,” ujar perwakilan anggota dalam pernyataan tertulis.
Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya para anggota secara aklamasi menyepakati bahwa Kongres PARFI yang sah akan digelar pada April 2025. Untuk mempersiapkan kongres tersebut, Kamil Marvin ditunjuk sebagai caretaker.
“Saya setuju caretaker. Untuk itu PB hari ini tidak usah lagi menjadi pengurus PARFI. Pengurus PARFI adalah caretaker Bang Kamil,” ujar Sekjen PB PARFI, Gusti Randa, di hadapan ratusan anggota yang hadir.
Menanggapi penunjukan tersebut, Kamil Marvin menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas dengan baik. “Saya akan membuka lebar pintu bagi teman-teman yang ada di luar. Mereka harus kembali ke PARFI, dan mari kita benahi organisasi ini bersama-sama,” ucapnya.
Kamil Marvin menegaskan bahwa langkah awalnya sebagai caretaker adalah melakukan rekonsolidasi internal. Ia berkomitmen untuk membangun organisasi yang lebih transparan dan inklusif.
“PB PARFI yang baru ke depannya harus mengakomodir semua aspirasi dari anggota. Tidak boleh ada tebang pilih, tidak boleh ada teman-teman yang dilupakan,” tegasnya.
Sementara itu, aktor sekaligus produser kawakan Ki Kusumo mengkritik keras upaya percepatan kongres ini. Menurutnya, kongres seharusnya digelar sesuai jadwal pada April 2025.
“PARFI mengadakan kegiatan yang lucu-lucu. Kenapa saya bilang lucu? Karena kegiatan itu melanggar AD/ART,” ujarnya.
Ki Kusumo juga mempertanyakan urgensi di balik percepatan kongres ini. “Kenapa tiba-tiba dipercepat? Tidak ada alasan yang jelas. Undangan pun baru disebar dua hari sebelum acara. Ini ada apa sebenarnya?” tambahnya.
Ia mencurigai adanya agenda tersembunyi di balik upaya percepatan kongres ini. “Saya dan anggota PARFI yang masih setia pada organisasi datang untuk menolak kongres yang kami anggap ilegal,” tegasnya.
Dengan penunjukan caretaker Kamil Marvin dan kesepakatan aklamasi para anggota, Kongres PARFI yang sah dijadwalkan akan digelar pada April 2025. Semua pihak diharapkan dapat menjaga integritas organisasi dan bersama-sama membangun PARFI yang lebih baik di masa depan. (Da_Bon/Fjr) | Foto: istimewa