Jakarta, Trenzindonesia | Rumah Sinema Indonesia, Bioskop Online, kembali menunjukkan dukungannya terhadap perfilman Indonesia dengan berkolaborasi bersama Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).
Kolaborasi terbaru ini hadir sebagai program lanjutan setelah sukses besar yang diraih tahun 2023. Melalui kolaborasi ini, Bioskop Online dan JAFF berharap dapat memperkaya ekosistem perfilman di Indonesia.
Program terbaru ini bertajuk “JAFF Layar Komunitas: Focus on Sumatra” dengan tema ‘Sajian Sinema Sumatra’. Dalam program ini, sebanyak 18 film pendek pilihan dari sineas Sumatra akan ditayangkan di Bioskop Online.
Salah satu film yang menarik perhatian adalah “Sosak: Land, Shade, and Sulaiman’s Sleeping Sickness” karya sutradara Ahmad Syafiq. Film ini mengisahkan perjuangan Maryam (35) dalam menyembuhkan penyakit tidur anak laki-lakinya yang berbahaya. Penyakit ini ternyata berkaitan dengan kemampuan membakar hutan dalam tidur, yang diturunkan secara turun-temurun. Maryam pantang menyerah dan akhirnya menemui Tuan Tanah yang mengatakan bahwa penyakit tersebut tidak perlu disembuhkan, melainkan disalurkan.
Film lain yang juga patut ditonton adalah “Sembunyik Gong” karya Rian Apriansyah. Film ini bercerita tentang Zahran yang sedang bermain petak umpet dengan temannya. Tiba-tiba suasana menjadi hening, ruangan dipenuhi asap, dan teman-temannya menghilang. Zahran diteror oleh sosok hitam misterius yang membawa kabur sesuatu dari rumah tersebut.
Judul menarik lainnya adalah “When Delia Lost Her Camelia” yang disutradarai oleh Ilham Prajatama. Film ini mengisahkan seorang adik yang merasa kehilangan kakaknya karena sang kakak sudah berkeluarga. Sebelum mengarahkan film ini, Ilham Prajatama pernah terlibat sebagai penulis skenario dan mendapatkan penghargaan di Musse Indiefest 2019.
Selain film-film tersebut, berikut film lainnya yang bisa ditonton di program “JAFF Layar Komunitas: Focus on Sumatra”:
1.Kwarteleitjes karya sutradara Hafizu Sandro.
2.Taratak Ka Nagari (The Roots of a Nagari) karya sutradara Afif Fahmi dan Dwi Kurnia Sandy.
3.Jamuan Laut (The Blue Ceremony) arahan sutradara Arief Rachman Missuari.
4.Batanghari Tak Pernah Ingkar Janji (Batanghari Never Breaks A Promise) disutradarai oleh Dimas Arisandi.
5.Sang Kolektor Muda disutradarai oleh Muhammad Hendri dan M. Rizky Hardi Wibowo.
6.Pantauan yang disutradarai oleh Dodi Ahmad Fatoni.
7.Serdam disutradarai oleh Dede Safara Wijaya.
8.Ketangen (Bicycle) karya sutradara Silo Sandro.
9.Umah di Hulu disutradarai oleh Ridho Arofa.
10.Suloh arahan sutradara Azhari.
11.Langit Tak Berujung (Endless Sky) karya Vivi Helmalia Putri.
12.Silek Sitaralak (Sitaralak Martial Arts) disutradarai oleh Hery Sasongko.
13.Mendayung Harapan (Rowing Hope) yang digarap oleh Yusril Mahendra.
14.Mencari Syurga (Looking for Heaven) disutradarai oleh Iqbal Nasron.
15.Dedah Salamah karya sutradara Ridho Arofa.
Program ini menampilkan beragam karya sinematik dari para sineas berbakat, memberikan kesempatan bagi penonton untuk menikmati sajian film yang kaya akan cerita. Lewat film-film ini juga diharapkan mampu membuat penonton menemukan perspektif baru tentang daerah di Sumatra yang terkenal kaya akan budaya, kemanusiaan, dan kearifannya. Dari 18 film-film ini juga menampilkan beragam isu sosial dan kultural dari Sumatra.
“Film-film pendek dari JAFF selalu mendapatkan sambutan yang tinggi dari penonton, dan dengan adanya program penayangan 18 film pendek dari Sumatra yang merupakan hasil kolaborasi kami dengan JAFF ini, harapannya juga akan disambut hangat oleh penonton setia Bioskop Online.”, ungkap Cut Dina Oktaviani, Head of Marketing Bioskop Online.
“Bioskop Online berkomitmen untuk terus mendukung film-film dari sineas lokal dan berkontribusi dalam membangun ekosistem film lokal melalui kolaborasi dengan berbagai festival film di Indonesia. Selain itu, Bioskop Online juga berusaha mempermudah akses menonton dengan menghadirkan berbagai promo menarik, agar penonton dapat lebih leluasa menikmati film-film pilihan di Bioskop Online,” pungkas Cut Dina Oktaviani. (Da_Bon/Fajar) | Foto: Istimewa