Jakarta, Trenzindonesia | Film horor “Syaitan Munafik” yang diperankan oleh mendiang Ashraf Sinclair akhirnya akan segera menyapa penonton Indonesia pada bulan April 2024.
Diproduksi pada tahun 2012, film ini mengalami penundaan produksi, hingga akhirnya produser Datuk Rosdi dari Malaysia memutuskan untuk merilisnya pada tahun 2024 dan siap tayang di bioskop Indonesia.
Film Syaitan Munafik Besutan MOHD ROSDI SHAIR yang biasa di panggil Datok ( United Nine Creative SDN BHD).
Bekerjasama dengan PT EDAR NUANSA CINEMA dan dukungan dari TRANGI 9, wadah Lintas Artis & Masyarakat Penggiat Film dengan Teddy Prangi sebagai Ketua Umum, film ini disambut dengan antusiasme. Teddy Prangi menyatakan harapannya agar kerjasama antara Malaysia dan Indonesia dalam dunia perfilman terus berlanjut untuk memajukan kedua negara.
“Kedepannya, insyaa Allah bisa selalu kerjasama antara Malaysia dengan Indonesia dalam memajukan perfilman kedua negara,” ujar Teddy Prangi.
Meskipun mendiang Ashraf Sinclair telah tiada, produser Datuk Rosdi tetap yakin bahwa film ini akan sukses di Indonesia. Film “Syaitan Munafik” dianggap relevan dan diharapkan dapat mengobati rasa rindu penonton kepada mendiang Ashraf Sinclair.
“Kita mau pasarkan film Syaitan Munafik yang sempat berhenti,” ujar Datuk Rosdi.
Menurutnya, film ini juga merupakan bentuk kerinduan kepada almarhum Ashraf Sinclair dan sebagai penghormatan atas dedikasi profesionalnya dalam dunia perfilman. Tessa Mariska, yang juga turut berperan dalam film tersebut, mengungkapkan bahwa Ashraf Sinclair sangat profesional selama syuting.
“Syaitan Munafik” mengisahkan kisah orang tua di mana terjadi satu insiden saat kumpulan pelajar, dua di antaranya tiba dari Indonesia untuk bergabung dengan tiga pelajar lainnya. Mereka berusaha mengejar cita-cita melakukan penelitian tentang keberadaan putri elf dan dunia supranatural. Kendaraan yang mereka tumpangi membawa mereka ke dunia supranatural tanpa mereka sadari perubahan di dua dunia tersebut.
Film ini, selain menawarkan nuansa horor yang menegangkan, juga dianggap sebagai bentuk kenangan dan penghormatan kepada mendiang Ashraf Sinclair yang telah meninggalkan jejaknya dalam perfilman Indonesia. (Da_Bon/Fjr)