Drama Religi dengan Banyak Catatan, Tayang Mulai 19 Desember 2024
Jakarta, Trenzindonesia | Setelah tertunda selama lebih dari dua tahun, film “Sun Tree” akhirnya resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia.
Film yang diproduksi oleh Teras Kreasi Nusantara bekerja sama dengan MuTif Corp dan Event Organizer SAHATI ini mulai menghiasi layar lebar pada 19 Desember 2024.
Tri Astuti, sang produser, mengungkapkan rasa syukurnya atas peluncuran film ini. “Alhamdulillah, akhirnya film Sun Tree beredar di bioskop. Mudah-mudahan mendapat apresiasi dari pecinta film Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12).
Mengusung tema moral dan religius, Sun Tree menampilkan bintang-bintang seperti Yatti Surachman, Wulan Guritno, Panji Zoni (Hamdan), dan Yuriska Patricia (Hanum). Sayangnya, meskipun ceritanya menarik, penggarapan teknis film ini mendapat kritik tajam.
Menurut Sutrisno Buyil, wartawan senior sekaligus Ketua Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia, banyak elemen dalam film ini yang terasa kurang matang. Salah satu kritiknya adalah penggunaan dialek Melayu yang terlihat seperti “tempelan.” Padahal, latar cerita yang mengambil lokasi di pesantren kecil di Wangon, Banyumas, seharusnya bisa menggali kekayaan dialek dan budaya setempat.
“Kalau dialek Banyumas-nya diangkat, itu akan jadi kebanggaan tersendiri buat masyarakat lokal,” ujar Buyil.
Buyil juga menyoroti adegan drama cinta Hanum dan Hamdan yang kurang logis. Salah satu momen yang dianggapnya aneh adalah saat Hanum mengejar bus yang dinaiki Hamdan hanya dengan sepeda. “Kalau pakai motor masih masuk akal. Maunya dramatis, tapi malah nggak logis,” kritiknya.
Film ini berlatar di sebuah pesantren kecil yang digambarkan sebagai tempat tujuan santri dari luar pulau. Namun, suasana pesantren dinilai tidak digarap serius. “Pesantren itu mestinya besar dan penuh santri. Tapi di sini malah terlihat seperti madrasah dengan jumlah santri cuma puluhan,” tambah Buyil.
Meski banyak kritik, sutradara F. Rach tetap menegaskan bahwa film ini membawa misi besar. Setelah sukses dengan film horor Trah 7, kali ini F. Rach mencoba mengedepankan pesan moral dan etika.
“Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pendidikan tentang nilai-nilai agama dan etika dalam kehidupan sehari-hari,” kata Rach. Ia berharap Sun Tree dapat menjadi tontonan mendidik, khususnya bagi orang tua yang ingin mengajarkan anak-anak mereka tentang keutamaan doa dan hubungan yang penuh rasa hormat.
Walau eksekusinya dinilai kurang maksimal, Sun Tree tetap patut diapresiasi atas niat baiknya mengusung pesan moral. Bagi Anda yang ingin menikmati film dengan nuansa religius dan drama keluarga, Sun Tree bisa jadi pilihan di akhir tahun ini. (PR/Fjr)