Edutainment Film News

Gusti Gina Bagikan Kiat Viral dalam Seminar FFWI 2023

Gusti Gina Bagikan Kiat Viral dalam Seminar FFWI 2023

JAKARTA, Trenzin donesia |Pada Seminar bertajuk “Cerita Viral Jaminan Box Office” yang diselenggarakan dalam Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) 2023, Gusti Gina, penulis buku “Mencari Saranjana,” berbagi kiat sukses untuk menjadi viral dan terkenal.

Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 100 pelajar dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Perfilman dan Televisi di Jakarta, dan juga menghadirkan narasumber lain, Johansyah Jumberan, sutradara film “Saranjana: Kota Ghaib“, yang baru rilis pada 26 Oktober 2023 di bioskop seluruh Indonesia.   .

Gusti Gina Bagikan Kiat Viral dalam Seminar FFWI 2023 

Saranjana Membawa Berkah

Nama Gusti Gina menjadi viral dan dibicarakan di social media, setelah  ia membuat konten di channel YouTube pribadinya  yang  bercerita tentang kota gaib Saranjana, sebuah tempat yang diyakini berada di bagian paling bawah Kalimantan Selatan.

Menurut Gusti Gina, kuncinya adalah kerja keras dan konsistensi. “Kalau ingin viral dan menjadi terkenal, kuncinya hanya satu, yakni harus mau bekerja dan berkarya dengan konsisten!” ungkap Gusti Gina selama acara.

Saranjana, sebagai kota gaib, tidak tercatat di peta Indonesia dan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang memiliki kemampuan mata batin. Meskipun berwujud kota gaib, Saranjana dipercayai sebagai tempat yang maju dan modern. “Meskipun saya menulis cerita horor, saya melakukan riset secara langsung dan melakukan penelusuran hingga ke desa terakhir yang diyakini sebagai gerbang menuju alam Saranjana. Desa itu bernama Desa Oka-Oka, kecamatan Pulau Laut Kelautan, kabupaten Kotabaru,” kata Gusti Gina, yang berasal dari Pantai Hambawang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel.

Konten vlog yang ia buat mendapatkan respon positif dari para pengikutnya. “Saat awal membuatnya, saya merasa sekadar mencoba tentang Saranjana. Tiba-tiba setelah diunggah, jumlah penonton meningkat. Tiba-tiba video tersebut menjadi populer dan tayang di YouTube dalam beberapa bagian,” kata Gina selama seminar.

Setelah menjadi viral dalam format vlog, kisah Saranjana kemudian diangkat menjadi buku oleh Gagas Media. Gusti Gina menambahkan karier baru dalam dunia akting dengan berperan dalam film “Saranjana: Kota Ghaib,” yang disutradarai oleh Johansyah Jumberan. Naskah film ini ditulis oleh Johansyah bersama dengan Audy Harahap dan Aditya Mulya.

Kesuksesan Gusti Gina adalah contoh nyata bagaimana kreativitas dan kerja keras bisa membawa seseorang menjadi terkenal dan membawa berkah dalam berbagai aspek kehidupan. Semangat untuk terus berkarya dan berinovasi menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.

 

Viral = Kerja Keras

“Sebagai sebuah cerita, Saranjana adalah nama terkenal di Kalimantan,” kata  Johansyah  yang akrab dipanggil Jo. “Sejak lama  saya ingin membuat filmnya. Dan naskah film ini  berbeda dari tulisan Gusti Gina.

Dalam versi film,  Johansyah  menceritakan petualangan sebuah band asal Jakarta bernama ‘Signifikan‘ yang tengah mengadakan tur konser di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Anggotanya ada Rendy, Dion, Vey, dan Shita. Tepat di tengah pelaksanaan tur, Shita, sang vokalis band, menghilang secara misterius.

Dan sebetulnya terlibatnya Gina yang penulis Saranjana lewat threat di  X (Twitter) dan Gagas Media  terjadi tanpa direncanakan.  “Meskipun, sudah terkenal  sebagai v-logger,  untuk main di film saya, Gina wajib ikut casting!” kata Mas Jo.

Film Saranjana menurut Mas Jo bergenre science fiction, “Namun bisa disebut juga sebagai film horror, karena ada banyak unsur mistis dan petualangan. Hal-hal mistis diangkat dari cerita rakyat Kalimantan.

“Kami syuting sepanjang 12 hari, beberapa hari di antaranya ada di lokasi syuting tanpa hotel dan makan seadanya. Ini bagian dari  kerja keras karena bertanggung jawab pada sesuatu yang disebut viral!”

Menurut Jo, sebuah cerita menjadi viral harus siap menanggung beban berat.  Ini dibuktikannnya ketika memfilmkan Saranjana. “Viral itu punya dua sisi seperti mata pisau. Bisa berarti positif, bisa pula negatif.  Sebab, saking tenarnya sebuah cerita, penonton menginginkan sesuatu yang  malah sering tak terbayangkan oleh sineas,” kata Mas Jo

Dan Jo menyebut, biasanya karena terlanjur terkenal, netizen dengan mudahnya melempar kritik. “Lewat social media, mereka bilang secara langsung, saya tidak pantas untuk menyutradarai film ini, hanya karena saya kurang terkenal!” ucap Jo sungguh-sungguh,

Untuk menghadapi hal ini, menurut Jo harus siap mental. “Viralnya sebuah cerita memang bisa membuat sebuah film  bakal melejit jadi box office, atau justru jadi hujatan netizen!”

Menanggapi  kritik  semacam itu, “Anggap saja angin lewat. Kita tidak bisa menyenangkan dan memuaskan semua orang!”  Siap mental itu kunci lain dari bekerja dan menjadi viral!” tukas Jo.

Satriyo Saputra peserta seminar dari SMKN 45 Jakarta Barat, menyebut  diskusi yang digelar FFWI berjalan sangat menarik.  “Ternyata, untuk bisa viral dan terkenal, kuncinya bukan hanya konsisten tetapi juga harus tahan banting dan tidak mudah  menyerah. Pernyataan dua narasumber hari ini sangat menginspirasi saya,” kata siswa SMK 45 yang bercita-cita  jadi sutradara itu. (PR/Fajar) | Foto: Dok. FFWI 2023

Avatar

Fajar Irawan

About Author

Ketua Komunitas Penulis Kota Bogor I Bendahara Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia I Ketua Silverian '86 Region Bogor I Content Writer I Journalist I Photographer I Vice President Bogor Chapter 'Calon Jenazah Motorcycle Club' I PRESS #GasTipisTipis E-mail: fajar_fireone@yahoo.com Telp / WA: +62 855 740 5555

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

News

Wedari Hadirkan Keindahan Balijava Batik Kudus Koleksi Denny Wirawan

  • September 29, 2017
Rayakan dua dekade berkarya di industri fashion tanah air, Denny Wirawan Angkat khasanah kekayaan ragam motif langka Batik Kudus Lewat
Film

Bupati H. Ahmad Husein Dukung Film Satria Yang Bernuansa Kearifan Lokal Banyumas

  • September 29, 2017
Rencana penggarapan film “Satria” yang merupakan produksi perdana dari Ralia Pictures dan Gula Kelapa Pictures, sangat didukung oleh Pemerintah Kabupaten