Jogja, Trenzindonesia | Pada penyelenggaraan yang ke-19 tahun ini, Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) menghadirkan inovasi baru dengan menggelar ajang industri perdana bertajuk JAFF MARKET.
Inisiatif ini muncul sebagai respons atas perkembangan pesat JAFF dalam beberapa tahun terakhir yang telah menjadi hub bagi para profesional industri dan talenta baru di Indonesia.

Dengan konsistensinya selama lebih dari 18 tahun, JAFF berhasil menarik lebih dari 10.000 pengunjung setiap tahunnya, termasuk para profesional, talenta baru, media, serta perusahaan-perusahaan di sektor produksi dan ekshibisi film. JAFF kini menjadi agenda penting yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem perfilman. “Sejak didirikan pada tahun 2006, JAFF konsisten berkontribusi dalam memperkuat dan menggairahkan ekosistem film Indonesia. Banyak sineas baru bermunculan dari festival ini,” ujar Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF.

Tahun ini, JAFF akan berlangsung dari tanggal 30 November hingga 7 Desember 2024 di Empire XXI Yogyakarta, Indonesia. Selama festival berlangsung, JAFF MARKET akan diselenggarakan secara paralel selama tiga hari pada 3-5 Desember 2024 di Jogja Expo Center (JEC). Dengan luas 10.000 meter persegi, JEC dapat menampung lebih dari 150 stan dari berbagai sektor industri perfilman Indonesia, termasuk perusahaan film, kreator konten, penyedia layanan, dan institusi terkait. Linda Ghozali, produser film yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Festival Film Indonesia, ditunjuk untuk mengepalai edisi perdana JAFF MARKET tahun ini. “Saya senang mendapat kesempatan ini. Dengan diperkenalkannya JAFF MARKET, peluang baru bagi industri perfilman Indonesia akan semakin terbuka dan mendorong pertumbuhannya,” kata Linda Ghozali.
Perkembangan industri perfilman Indonesia pascapandemi COVID-19 menunjukkan pemulihan yang pesat, melampaui negara-negara Asia lainnya. Pada tahun 2023, industri perfilman Indonesia telah mampu pulih sepenuhnya. Bahkan, film Indonesia berhasil meraih pangsa pasar sebesar 61% pada tahun 2022, mengungguli persentase film asing di Indonesia. Meskipun demikian, industri perfilman Indonesia masih kekurangan wadah sebagai akselerator perkembangan industri. Kehadiran JAFF MARKET bertujuan mengisi kesenjangan ini dengan cita-cita menjadi pasar film dan konten terbesar di Indonesia serta menjembatani seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem perfilman Indonesia.
Program ini merupakan hasil pengembangan bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang konsisten mendukung pengembangan industri perfilman Indonesia, terutama dalam memperkuat representasi internasional. “Ini merupakan komitmen pemerintah untuk terus mendukung perkembangan industri perfilman Indonesia. Inisiatif JAFF mengadakan JAFF MARKET akan memudahkan akses ke industri perfilman Indonesia bagi masyarakat internasional,” ujar Ahmad Mahendra, Direktur Film, Musik, dan Media.
Data menunjukkan industri perfilman Indonesia berdampak ekonomi lebih dari Rp 130 triliun dan membuka lapangan kerja bagi 387.000 orang. Kontribusi industri ini diproyeksikan tumbuh sebesar 6,13% dengan potensi output Rp 156 triliun dan tambahan 616.000 lapangan kerja pada tahun 2027.
Selain pameran, JAFF MARKET juga akan menampilkan berbagai program seperti JAFF Future Project, Content Market, Talent Days, Company Showcase, Film Lab, Film Conferences, dan Networking Events. Project Market, yang dikepalai oleh produser film Meiske Taurisia, bertujuan menemukan dan mendukung proyek-proyek film layar lebar berkualitas tinggi dari talenta baru Indonesia. “Setiap tahun, banyak talenta baru bermunculan dengan proyek-proyek film yang memiliki potensi. Project Market di JAFF Market dirancang untuk menemukan dan mendukung proyek-proyek ini, sehingga memberikan peluang lebih besar untuk direalisasikan,” ujar Meiske.
Pada tahun 2023, JAFF menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan di industri perfilman Indonesia membahas urgensi penyelenggaraan JAFF MARKET. Responsnya sangat positif, dengan semua pihak menyepakati bahwa Indonesia membutuhkan pusat yang menghubungkan seluruh pelaku industri perfilman. “JAFF memiliki sejarah panjang dalam memperkuat budaya perfilman di Indonesia. Ini adalah waktu yang tepat bagi JAFF untuk menjadi pusat hub bagi seluruh industri dan ekosistem film di Indonesia,” ujar Angga Sasongko, sineas dan CEO Visinema Group.
JAFF MARKET menyediakan platform yang tepat untuk ini. JAFF ke-19 akan berlangsung dari tanggal 30 November hingga 7 Desember 2024, sementara JAFF MARKET dari tanggal 3-5 Desember 2024. (PR/Dandung Bondowoso) | Foto: Istimewa