Film News

Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2024

Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2024

Merandai Cakrawala Sinema Indonesia

Tangerang, Trenzindonesia | Industri film Indonesia kembali mencatat sejarah baru dengan digelarnya Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 pada 15 November di ICE, BSD, Tangerang.

Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2024

Acara penuh prestise ini menjadi puncak penghargaan bagi para insan perfilman tanah air yang telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan dunia sinema Indonesia.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, membuka malam megah ini dengan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh sineas. “Film Indonesia bukan hanya hiburan, tetapi cerminan budaya dan identitas bangsa. Pemerintah berkomitmen mendukung perkembangan industri film agar terus maju dan berdaya saing,” ungkapnya.

Penampilan Anggun, diva internasional kebanggaan Indonesia, menjadi salah satu highlight malam itu. Membawakan lagu-lagu tema film lintas masa, Anggun berhasil menghadirkan nostalgia sekaligus kemegahan. Selain itu, Sherina Munaf dan Sal Priadi juga memeriahkan malam dengan kolaborasi memukau mereka.

Penggunaan nama penghargaan khusus seperti Nya’ Abbas Akup, Rachmat Hidajat, dan Mieke Widjaja menjadi cara unik FFI untuk mengenang dan mengapresiasi para legenda perfilman Indonesia. “Ini adalah cara kami untuk memastikan bahwa kontribusi mereka tidak pernah terlupakan,” ujar Ario Bayu, Ketua Komite FFI 2024–2026.

Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2024

Sesi pembacaan nominasi semakin istimewa dengan kehadiran para legenda film dan sineas terkemuka, termasuk Dian Sastrowardoyo, Slamet Rahardjo Djarot, Kamila Andini, Lutesha, dan Bryan Domani. Tidak hanya itu, pembacaan nominasi juga dibawakan para sineas yang pernah meraih nominasi dan pemenang Piala Citra FFI terdahulu, yakni Andi Rianto, Arswendy Bening Swara, Chelsea Islan,Chicco Kurniawan, Ifa Isfansyah, Jajang C. Noer, Laura Basuki, Lola Amaria, Lukman Sardi, Marthino Lio, Mira Lesmana, Sekar Ayu Asmara, Sha Ine Febriyanti, dan Yoga Pratama, serta para Dewan Juri Akhir FFI kategori Film Cerita Panjang.

Dewan Juri Akhir yang berjumlah total 24 orang telah berembuk untuk menentukan penerima 23 kategori penghargaan Piala Citra dan penghargaan khusus hingga akhir Oktober 2024. Mereka terdiri dari 9 juri Film Cerita Panjang, 3 juri Film Cerita Pendek, 3 juri Film Animasi yang menilai Film Animasi Pendek dan Film Animasi Panjang, 3 juri Film Dokumenter yang menilai Film Dokumenter Pendek dan juga Film Dokumenter Panjang, dan 3 juri untuk kategori Kritik Film, serta 3 anggota Dewan Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film.

Dewan Juri Akhir untuk kategori Film Cerita Panjang terdiri Adinia Wirasti (aktris), Bambang Supriadi I.C.S. (sinematografer dan pengajar film), Dewi Alibasah (penyunting gambar), Ismail Basbeth (produser, sutradara, dan penulis skenario), Leni Lolang (produser), Ong Hari Wahyu (penata artistik), Ramondo Gascaro (musisi, produser, dan komposer musik), Titien Wattimena (penulis skenario), dan Tito Imanda (akademisi film)

Dewan Juri Akhir untuk kategori Film Cerita Pendek M. Irfan Ramli (penulis skenario dan sutradara), Novi Kurnia (akademisi film), dan M. Reza Fahriyansyah (sutradara dan penulis skenario). Dewan Juri Akhir untuk kategori Film Animasi terdiri dari Bony Wirasmono (direktur kreatif dan sutradara), Chandra Endroputro (produser dan sutradara film animasi), dan Ronny Gani (animator). Dewan Juri Akhir untuk kategori Film Dokumenter terdiri dari IGP Wiranegara (pengajar film dan sutradara), Nurman Hakim (sutradara dan akademisi film), dan Wahyu Utami (pembuat film dokumenter dan pengajar film).

Dewan Juri Akhir untuk kategori Kritik Film terdiri dari Dyna Herlina Suwarto (akademisi film), Ekky Imanjaya (akademisi dan pengajar film), dan Erina Adeline Tandian (akademisi dan pengajar film). Dewan Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film adalah Dewi Irawan (aktris), Raam Punjabi (produser), dan Soleh Ruslani (sinematografer).

Pada Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 juga diumumkan pemenang Film, Aktor, dan Aktris Pilihan Penonton yang menerima penghargaan khusus. Pemenang Film Pilihan Penonton mendapat Penghargaan Nya’ Abbas Akup. Nama penghargaan tersebut diambil dari nama Bapak Film Komedi Indonesia, Nya’ Abbas Akup, yang dikenal lewat karya-karya legendarisnya, seperti “Koboi Cengeng” (1974) dan “Inem Pelayan Sexy” (1976). Penghargaan Rachmat Hidajat untuk Aktor Pilihan Penonton, dan Penghargaan Mieke Widjaja untuk Aktris Pilihan Penonton.

Rachmat Hidajat merupakan aktor yang melakukan debut filmnya pada 1961 melalui film “Toha Pahlawan Bandung Selatan”, dan sepanjang kariernya ia memenangkan tiga Piala Citra FFI lewat perannya di film “Apa Salahku” (FFI 1977), “Pacar Ketinggalan Kereta” (1989), dan “Boss Carmad” (1991). Sementara Mieke Widjaja merupakan ikon perfilman Indonesia yang telah membintangi lebih dari 70 judul film dan 30 judul sinetron. Setelah debutnya lewat “Gagal” (1954), namanya kian melambung berkat perannya di “Tiga Dara” (1956). Mieke memenangkan tiga Piala Citra atas perannya di “Gadis Kerudung Putih” (1967), “Ranjang Pengantin” (1974), dan “Kembang Semusim” (1980).

Penggunaan nama yang berubah setiap tahun ini sebagai bagian dari upaya Komite FFI 2024-2026 untuk mengenalkan kembali masyarakat penonton film Indonesia peran para sineas yang telah berkontribusi dalam sejarah dan perkembangan industri film Indonesia.

Tahun ini, Malam Anugerah Piala Citra FFI juga kembali menghadirkan Penghargaan Piala Antemas untuk Film Terlaris di Bioskop. Sebuah penghargaan yang pernah diberikan sejak 1980-an untuk film-film yang meraih jumlah penonton terbanyak, dan menjadi bagian dari perayaan Malam Anugerah Piala Citra FFI.

Tahun ini, perfilman Indonesia juga semakin semarak dengan beragamnya genre yang diminati penonton. Bukan saja horor, melainkan juga film drama, komedi, hingga horor-komedi mendapat tempat di hati penonton Indonesia.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI) digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir.

FFI 2024 menghadirkan tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” yang bertujuan untuk mewujudkan ruang kolaborasi dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif. FFI 2024 sekaligus membuka periode kepemimpinan Ario Bayu bersama Komite FFI 2024–2026.

“Semoga film dan para sineas yang memenangkan Piala Citra FFI 2024 bisa menjadi tolok ukur untuk capaian sinema Indonesia pada masa mendatang. Semoga juga menginspirasi untuk melahirkan karya-karya yang lebih baik lagi pada masa mendatang,” kata Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu.

Daftar lengkap pemenang berada dalam lampiran dan bisa didapatkan di situs resmi Festival Film Indonesia, festivalfilm.id. Penyelenggaraan Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 ini didukung oleh para mitra sponsor, Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN), BNI, Kiny Cultura Indonesia, Yuk Group, Generasi Peduli Bumi, Bioskop Online, dan Bluebird. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa

Avatar

Fajar Irawan

About Author

Ketua Komunitas Penulis Kota Bogor I Bendahara Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia I Ketua Silverian '86 Region Bogor I Content Writer I Journalist I Photographer I Vice President Bogor Chapter 'Calon Jenazah Motorcycle Club' I PRESS #GasTipisTipis E-mail: fajar_fireone@yahoo.com Telp / WA: +62 855 740 5555

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

News

Wedari Hadirkan Keindahan Balijava Batik Kudus Koleksi Denny Wirawan

  • September 29, 2017
Rayakan dua dekade berkarya di industri fashion tanah air, Denny Wirawan Angkat khasanah kekayaan ragam motif langka Batik Kudus Lewat
Film

Bupati H. Ahmad Husein Dukung Film Satria Yang Bernuansa Kearifan Lokal Banyumas

  • September 29, 2017
Rencana penggarapan film “Satria” yang merupakan produksi perdana dari Ralia Pictures dan Gula Kelapa Pictures, sangat didukung oleh Pemerintah Kabupaten