Jakarta Menuju Kota Sinema Global
Jakarta, Trenzindonesia | Jakarta terus berbenah menuju kota global, kali ini dengan fokus pada industri perfilman. Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menghadiri Gala Dinner bertajuk Jakarta Kota Global, Kota Sinema di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat.

Acara yang digelar sebagai bagian dari Festival Film Tempo (FFT) 2025 ini merupakan kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Tempo Media Group dalam upaya menjadikan Jakarta sebagai pusat perfilman dunia.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Teguh menegaskan bahwa industri film bukan hanya bagian dari seni, tetapi juga pilar ekonomi kreatif yang berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif DKI Jakarta 2024 menunjukkan bahwa subsektor film, animasi, dan video mengalami pertumbuhan sebesar 6,22%, melampaui pertumbuhan PDRB Jakarta secara keseluruhan yang berada di angka 5,04%.
“Angka ini menunjukkan bahwa industri film memiliki peran penting dalam transformasi Jakarta sebagai kota global dan pusat ekonomi kreatif nasional. Pemprov DKI Jakarta tentu sangat mendukung, dan saya yakin insan film bisa menjadi agen perubahan dalam pembangunan kota ini,” ujar Pj. Gubernur Teguh pada Selasa (4/2).
Lebih lanjut, Teguh menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun potensi Jakarta sebagai kota sinema. Salah satu upaya yang tengah dilakukan adalah mengaktifkan Kawasan Kota Tua sebagai sentra ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan hal ini, Pemprov DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekonomi Kreatif, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
“Selayaknya membangun peradaban baru, Jakarta harus terus maju dan semakin bersinar. Dengan kepemimpinan baru nanti, saya yakin industri film di Jakarta akan semakin berkembang. Oleh karena itu, kami meminta dukungan pemerintah pusat untuk menyongsong lima abad Jakarta,” tambahnya.

Dukungan dari pemerintah pusat juga disampaikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan industri film melalui berbagai kebijakan strategis, seperti insentif pelatihan dan penguatan ekosistem perfilman nasional.
“Kita perlu memperkuat industri film dengan mempermudah akses pembiayaan dan perizinan produksi, memperluas akses pasar, serta meningkatkan kualitas SDM dan produksi. Dengan begitu, industri film Indonesia akan semakin kompetitif di kancah global,” ungkap Menteri Teuku Riefky.
Sejak era produksi film negara, Jakarta telah menjadi latar dan inspirasi bagi banyak sineas untuk menggambarkan dinamika kehidupan kota dan masyarakatnya. Mulai dari Njai Dasima, Si Doel Anak Sekolahan, hingga Janji Joni, Jakarta selalu menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia. Kini, dengan kehadiran studio-studio modern seperti Studio Lumine di Palmerah dan Studio Guava di Pejaten, serta komunitas kreatif di kawasan Tangki-wood, Bintaro-wood, hingga Cipete-wood, Jakarta siap menjadi pusat perfilman global. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa