Jakarta, Trenzindonesia | Sampai Nanti, Hanna! bukan sekadar film tentang romansa, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang hubungan keluarga, khususnya antara seorang ibu dan anak.
Di balik perjuangan Hanna mencari kebahagiaan, tersembunyi konflik emosional yang begitu dekat dengan realita banyak keluarga.
Meriam Bellina, yang memerankan karakter Mami Hanna, memberikan penampilan yang penuh emosi sebagai seorang ibu dengan prinsip kuat: keberhasilan anak-anak adalah cerminan keberhasilan dirinya sebagai orang tua. Namun, prinsip ini justru menjadi sumber tekanan bagi Hanna, anak bungsunya, yang merasa selalu dibandingkan dengan kakak-kakaknya.
Sebagai anak bungsu, Hanna tumbuh di bawah bayang-bayang ekspektasi tinggi sang ibu. Rumah, yang seharusnya menjadi tempat paling nyaman, justru menjadi ruang penuh tekanan.
“Sebagai ibu, Mami Hanna ingin semua anaknya berhasil. Tapi cara dia mengekspresikan itu sering salah, seperti membandingkan Hanna dengan kakaknya. Itu menciptakan luka dan jarak,” ungkap Meriam Bellina tentang karakternya.
Konflik ini menjadi inti cerita yang sangat relatable bagi banyak anak, khususnya yang merasa terbebani harapan orang tua. Dalam film ini, Sampai Nanti, Hanna! mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana pola asuh seperti Mami Hanna memengaruhi perkembangan mental anak dan hubungan keluarga.
Film ini mengemas pelajaran penting tentang cinta dan komunikasi dalam keluarga. Seorang penonton di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) berkomentar, “Saya relate banget dengan cerita Hanna. Kadang orang tua ingin kita sukses, tapi mereka lupa kalau caranya bikin kita merasa nggak cukup baik. Film ini bikin sadar, pentingnya bicara dan mengungkapkan apa yang kita rasakan.”
Melalui cerita Hanna, penonton diajak untuk memahami pentingnya komunikasi. Anak perlu berani menyampaikan perasaan mereka, sementara orang tua perlu belajar mendengarkan tanpa menghakimi.
“Orang tua juga manusia, mereka belajar dari kesalahan,” lanjut Meriam Bellina. “Harapan saja nggak cukup. Penting untuk mendukung anak sesuai keinginan mereka, bukan memaksakan harapan kita.”
Sampai Nanti, Hanna! tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi cermin untuk banyak keluarga. Film ini menggambarkan dengan jujur bagaimana cinta orang tua yang tulus bisa berubah menjadi beban jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat.
Bagi Anda yang pernah merasa seperti Hanna, film ini mengajarkan keberanian untuk berbicara, menyembuhkan luka, dan memulai kembali. Kisah ini juga mengingatkan orang tua untuk lebih peka terhadap kebutuhan emosional anak-anak mereka.
Selain drama keluarga, Sampai Nanti, Hanna! juga menyisipkan pelajaran tentang cinta dan pasangan. Hanna mengajarkan kita untuk mengenali red flag dalam hubungan dan berani memilih kebahagiaan.
“Film ini bukan cuma tentang cinta, tapi juga tentang keberanian melawan luka dan tekanan,” tulis salah satu ulasan di media sosial.
Jangan lewatkan Sampai Nanti, Hanna!, yang sedang tayang di bioskop. Temukan pelajaran berharga tentang cinta, keluarga, dan keberanian. Untuk informasi terbaru, follow Instagram resmi di @sampainantihanna. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa