Trenz Music |Rajawali Indonesia Communication mencoba membuktikan bahwa tekanan dari pihak tertentu tidak menyurutkan semangat untuk mementaskan musik rock.
Suatu drama yang cukup menegangkan dibalik proses rencana pementasan sebuah grup rock progresive asal Amerika yang saat ini sedang digandrungi para musisi dan penggemar musik rock di Indonesia.
Di awal Agustus 2017, para netizen dan pecinta musik rock dihebohkan oleh informasi tentang suatu event musik bertitel JogjaROCKarta menghadirkan Dream Theater sebagai bagian dari rangkaian tour ‘Image & Words Beyond World Tour’ yang dijadwalkan akan dihelat di candi Prambanan pada tanggal 29 September 2107.
Informasi tersebut langsung disambut meriah dan antusias.
Namun belum lengkap informasi dari acara tersebut, mendadak seluruh masyarakat musik geger karena perpindahan venue ke Kridosono Stadium, Yogyakarta.
Pada tanggal 3 Agustus 2107, pihak penyelenggara berkepentingan untuk menggelar jumpa pers guna menjelaskan situasi yang luar biasa tersebut.
Menurut info yang beredar, pihak Taman Wisata Candi menolak pementasan musik berjenis musik Rock di situs bersejarah Candi Prambanan. Dengan alasan yang berkesan ambigu tersebut pihak Rajawali Indonesia Communication terpaksa memindahkan venue ke stadion Kridosono dengan segala kontroversi dan pro kontra yang muncul dibanyak kalangan.
Menjelang minggu ke dua bulan September 2017, kalangan Netizen kembali di hebohkan dengan adanya informasi perpindahan venue kembali ke candi Prambanan plus rencana pementasan dua kali Dream Theater pada tanggal 29 & 30 September 2017. Diperkuat dengan postingan John Miyung (bassist Dram Theater) yang beredar di sosmed bahwa Dream Theater akan menggelar dua kali pementasan.
Suatu prestasi yang luar biasa dan penuh kejutan dari promotor lokal jogja yang belum pernah terjadi di negara lain.
Belum rampung eforia kita membayangkan kerennya perform Dream Theater yang akan digelar di situs peninggalan dinasti Mataram Hindu tersebut, muncul lagi persoalan yang diterbitkan oleh IAAI (Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia) tertanggal 26 September 2017 yang isinya memprotes keras dan mendesak agar pihak PT Taman Wisata Candi mencabut ijin pelaksanaan acara JogjaROCKarta segera dicabut dengan dua alasan yaitu; ambang batas desibel tingkat kebisingan serta nilai penghormatan kepercayaan umat Hindu terhadap candi Prambanan sebagai tempat ibadah.
Show Must Go On!!
Pada akhir nya di injury time (H-2) munculah statement tandingan dari pimpinan pihak Rajawali Indonesia Communication bahwa mereka akan kembali memindahkan acara ke stadion Kridosono, alasan untuk menghindari polemik ditekankan oleh pernyataan Anas Syahrul Alimi selaku CEO Rajawali Indonesia Communication .
“You Can’t Stop Rock’n Roll !”.
Entah kepada siapa ujaran tersebut ditujukan. Yang pasti gelaran JogjaROCKarta tetap dimulai sore ini dengan misteri gelap dibalik polemik masalah tersebut seakan Bandung Bondowoso tersenyum malu sambil berujar “hadeuh!!!
Kridosono Jogja 29 Sept 2017
Heri Machan
