Menteri Kebudayaan Fadli Zon ikut meriah Konser Rakyat Leo Kristi
Jakarta, Trenzindonesia.com | Musik kembali membuktikan dirinya sebagai perekat bangsa. Hal ini ditegaskan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri Konser Rakyat Leo Kristi yang digelar di Anjungan Sarinah, Jakarta, Sabtu (23/8). Acara ini menjadi ajang mengenang karya musisi legendaris Leo Kristi yang dikenal lewat lagu-lagu penuh kritik sosial dan kecintaan pada tanah air.
“Dalam budaya Indonesia, musik bukan hanya sekadar hiburan. Musik adalah bahasa bersama yang dapat menyatukan keberagaman,” ujar Fadli Zon di hadapan para penonton yang larut dalam suasana nostalgia.
Musik sebagai rekaman perjalanan bangsa

Menurut Fadli, musik sejak lama menjadi medium ekspresi sekaligus catatan perjalanan bangsa, dari masa penjajahan hingga era modern. “Dari lagu rakyat hingga karya komponis kontemporer, musik selalu hadir membentuk identitas kebersamaan kita,” tambahnya.
Pernyataan itu sejalan dengan karya-karya Leo Kristi atau Leo Imam Sukarno, musisi asal Surabaya yang populer pada era 1970-an dan 1980-an. Lagu-lagunya yang puitis dan sarat makna dianggap sebagai potret suara rakyat sekaligus wujud cinta tanah air.
Fadli Zon nyanyi di panggung

Suasana makin hangat ketika Fadli Zon turut naik ke panggung sederhana dan menyanyikan lagu Nyanyian Fajar bersama Ote Abadi, Nona van der Kley, serta grup Ote and Friends. Lagu dari album pertama Leo Kristi itu menjadi simbol semangat optimisme meski dilahirkan di masa penuh keterbatasan.
“Bagi saya, lagu-lagu Leo Kristi sangat bermakna, apa adanya, penuh kejujuran, tapi tetap optimis. Yang paling penting, musiknya menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air,” ungkap Fadli.
Nostalgia bersama karya Leo Kristi

Selain Nyanyian Fajar, Ote and Friends juga membawakan sejumlah nomor populer lainnya seperti Nyanyian Malam dan Nyanyian Tanah Merdeka. Penampilan tersebut disambut meriah oleh para penggemar yang sudah lama merindukan sajian karya sang legenda.
Konser ini tak sekadar menjadi ajang hiburan, melainkan juga ruang kebersamaan untuk mengingatkan publik bahwa musik memiliki kekuatan menyatukan bangsa. Seperti halnya karya Leo Kristi yang abadi, musik tetap menjadi medium perekat di tengah keberagaman Indonesia.
[**Dandung]
