Kisah Epik Penuh Emosi dan Refleksi
Jakarta, Trenzindonesia | Band rock progresif Bloody Idol kembali dengan karya terbaru mereka, sebuah album konsep berjudul “The Last Crusader“.
Album ini menceritakan perjalanan epik seorang petani Eropa yang meninggalkan tanah kelahirannya untuk mencari kejayaan dan kemuliaan dengan bergabung dalam sebuah perang salib di abad pertengahan. Dalam kisah ini, sang tokoh utama menghadapi serangkaian peristiwa yang penuh dengan kehilangan, janji, penderitaan, dan refleksi, hingga akhirnya ia terjerumus dalam kegilaan, membayangkan dirinya sebagai last crusader atau “penjaga terakhir” tanah yang dijanjikan.
Album ini tidak hanya sekadar menceritakan sejarah, namun juga menggambarkan metafora dari emosi yang dialami manusia modern. Kisah perjuangan dan pencarian makna hidup yang diangkat dalam “The Last Crusader” dirasa sangat relevan dengan kehidupan masa kini, mengundang pendengar untuk merenung dan merasa terlibat secara emosional.
Joey Mauro, keyboardist dan komposer utama di balik album ini, adalah tokoh berpengalaman dalam musik rock progresif dan pop, serta dikenal sebagai anggota dari band legendaris Italia Hunka Munka. Proyek ini juga mempertemukan sederet musisi berbakat yang turut memberikan kontribusi besar dalam menciptakan warna musik yang khas.
Para musisi yang terlibat dalam produksi album ini antara lain:
Gianluca Quinto (Solisia, DeLa Muerte) di gitar
Andrea Arcangeli (DGM, Timo Tolkii) di bass
Marcantonio Quinto (Solisia, Hunka Munka) di drum
Ilaria Bernardini (Rossometile) yang mengisi bagian paduan suara
Kehadiran beberapa vokalis ternama memperkaya album ini, dengan empat vokalis berbeda memberikan warna yang unik pada setiap lagu. Mereka adalah:
Wild Steel (Shadows of Steel, Gabriels, Oracle Sun, Wild Steel)
Terence Holler (mantan Eldritch, Holler)
Roberto Tiranti (Labyrinth, Ken Hensley, New Trolls)
Dario Grillo (Thy Majestie, Platens, Gabriels, Nightblaze)
“The Last Crusader” terdiri dari 12 lagu yang mengombinasikan elemen heavy rock dengan sentuhan neoklasik, simfonik, dan gotik. Setiap lagu dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam, terutama bagi penggemar genre rock progresif dan pecinta musik modern dengan nuansa gelap dan dramatis. Mulai dari intro “Celestial Army” yang megah hingga outro “The Grace“, album ini menawarkan perpaduan antara emosi, drama, dan keindahan melodi.
Berikut adalah daftar lagu dari album “The Last Crusader“:
Celestial Army (intro)
Kingdom of Dreams
Middle Eastern Sky
Lightwarrior
The Idol
The Great Vizier (instrumental)
The Wraith
Voices of Angels
Sleep of the King (instrumental)
Dreamstealer
The Last Crusader
The Grace (outro)
Setiap lagu memiliki peran dalam menggambarkan perjalanan emosional sang karakter utama, mulai dari momen harapan hingga kejatuhan dan kegilaan.
Melalui “The Last Crusader“, Bloody Idol tidak hanya menghadirkan musik yang memikat, tetapi juga menyentuh tema-tema universal seperti pencarian jati diri, perjuangan menghadapi kenyataan pahit, dan keinginan manusia untuk menemukan arti hidup. Joey Mauro, sebagai kreator utama album ini, berhasil merangkai kisah yang mencerminkan tantangan dan dilema yang dihadapi manusia modern, meskipun berlatar belakang sejarah yang jauh berbeda.
Album ini menawarkan pengalaman musik yang unik dan mendalam, serta layak dinikmati oleh penggemar rock progresif dan mereka yang mencari lebih dari sekadar hiburan, melainkan refleksi dari kehidupan yang rumit. “The Last Crusader” telah dirilis dan dapat dinikmati di berbagai platform musik digital. (PR/Fjr) | Foto: istimewa