Nostalgia Rock 70-an Berbalut String Quartet
Jakarta, Trenzindonesia | Buat kamu yang ngefans rock Tanah Air, nama Benny Soebardja mungkin sudah gak asing lagi. Benny Soebardja, sosok musisi rock legendaris yang karya-karyanya underrated di Indonesia, justru jadi ikon kreatif bagi kalangan yang mengenal keotentikan musik 70-an.
Salah satu mahakarya Benny, “My Life” yang muncul pertama kali di album “Ghede Chokra’s” (1973) bersama bandnya Shark Move, kini punya nyawa baru lewat aransemen dari gitaris Dewa Budjana. Versi kali ini tampil beda dan fresh dengan aransemen akustik dan sentuhan string quartet, menghadirkan duet vokal dari Benny dan Andy /rif.
Ide untuk menghidupkan kembali “My Life” bermula dari pertemuan Budjana, drummer Budhy Haryono, dan Irvan Temons saat menghadiri peluncuran vinyl Benny di Record Store Day Indonesia, Senayan Park (Spark), April 2024 lalu. Tercetuslah ide spontan, “Yuk bikin album tribute Benny Soebardja!” yang akhirnya menghasilkan single “My Life” sebagai langkah awal. Menurut Budjana, proyek ini jadi wujud kekagumannya pada karya Benny yang sudah ia gemari sejak SD, terutama saat mengenal band Giant Step, proyek lanjutan Benny setelah Shark Move.
Di versi terbarunya, Budjana memilih aransemen akustik plus string quartet untuk membedakan nuansa dari versi aslinya yang lebih rock. “Lagu ini jadi beda banget dari aslinya. Belum pernah ada format ini,” ujar Budjana. Artwork single “My Life” pun dipercayakan pada Rama Nalendra, putra Benny yang juga rajin mengarsipkan karya-karya Benny melalui label Rockpod Records.
Sekilas tentang album “Ghede Chokra’s”, lagu-lagu di dalamnya, termasuk “My Life” dengan durasi hampir 9 menit, membawa vibe psychedelic dan progressive rock. Keberanian Benny untuk tampil beda di era tersebut adalah bukti orisinalitas seorang seniman. Dan “My Life” sendiri kembali masuk dalam album debut Giant Step pada 1975, menghadirkan aransemen yang lebih mengarah ke format rock bersama kibordis Deddy Dores (God Bless), bassis Adhy Haryadi (Menstrel’s), dramer Janto Soedjono dan gitaris Albert Warnerin. Dua nama terakhir ini diimpor dari band Philoshopy Gang of Harry Roesli, menunjukkan betapa pentingnya lagu ini bagi perjalanan musik Benny.
Dan di mata Dewa Budjana, sosok Benny Soebardja adalah musisi yang sangat berpengaruh di ranah rock yang orisinal saat itu. “Beliau kreatif dan produktif dengan pilihan musik yang beda dibanding band pada umumnya yang ada saat itu, dan vokal Benny Soebardja (juga) sangat bagus untuk lagu pop.”
Terbukti, Benny Soebardja pernah mencetak kesuksesan saat menyanyikan lagu pop berjudul “Apatis”, yang termuat di album kompilasi “Lomba Cipta Lagu Remaja 1978”.
Buat para pecinta rock dan penggemar nuansa klasik dalam musik Indonesia, hadirnya “My Life” versi Budjana ini adalah persembahan spesial. Tidak hanya menampilkan sound yang fresh, kolaborasi ini juga jadi ajang untuk memperkenalkan kembali karya legendaris yang layak diapresiasi lintas generasi. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa