Incheon – KorSel, Trenzindonesia| Sekjen PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia), Dwiki Dharmawan, baru-baru ini memberikan masukan berharga dalam Konferensi Ekosistem Musik ke-3 yang membahas “Peran Hukum dan Kebijakan dalam Kebangkitan K-Pop dan Genre Musik Asia lainnya“.
Konferensi ini berlangsung pada Selasa, 10 Oktober 2023, di Kampus George Mason University, Korea Songdo, Incheon, Korea Selatan.
Sebelum kunjungannya ke Korea, Dwiki Dharmawan tampil dalam Concert & Round Table Discussion pada Moonjune Festival Toledo-Spain 2023. Acara ini diselenggarakan selama empat hari berturut-turut, mulai dari 28 September hingga 1 Oktober 2023, di Circulo de Arte, sebuah bangunan bersejarah yang bertransformasi menjadi ruang pertunjukan megah di kota Toledo, Spanyol. Festival ini melibatkan penampilan dari 40 musisi dari 10 negara dan 4 benua.
Dalam penampilan terakhirnya pada 1 Oktober 2023, musisi asal Indonesia Dwiki Dharmawan bersama Dewa Budjana & Ivan Nestorman tampil bersama grup World Peace Band yang didukung oleh Ofer Assaf (USA), Israel Varela (Mexico), dan Yaron Stavi (Jerman).
Baca juga :
Dwiki Dharmawan, Dewa Budjana Dan Ivan Nestorman Tampil memukau di Moonjune Festival Toledo 2023
Saat di Korea Selatan, Dwiki Dharmawan, mewakili kalangan Produser/ Komposer/ Performer sekaligus mewakili asosiasi musik dari Indonesia, menyampaikan gagasannya pada “Sesi 2 dengan: Peran Label, Penerbit, Manajemen, dan Serikat Pekerja Timur vs Barat”, yang dimoderatori oleh Ahli Hukum Prof. Seán M. O’Connor.
Dwiki mengemukakan bahwa ASEAN merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan pasar yang berkembang dan populasi yang produktif. Karenanya, Kita di Indonesia sudah selayaknya memiliki visi untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat strategi kebudayaan dan didukung dengan penguatan strategi Kekayaan Intelektual.
“Saya salut atas strategi Kekayaan intelektual negara Colombia yang mengusung ‘Orange Economy’ dimana merupakan sebuah strategi jitu untuk lebih mengangkat Ekonomi Kreatif di Colombia untuk mengangkat perekonomian negaranya yang bersumber dari Kekayaan intelektual,” simpul Dwiki Dharmawan.
Dwiki juga mengharapkan Kerja sama ASEAN tidak hanya terbatas pada upaya sektor publik. Upaya inklusif dan kolaboratif dari sektor swasta dalam berbagai agenda dan inisiatif ASEAN juga menjadi kunci termasuk dalam bidang Ekonomi Kreatif.
Seperti semua konferensi dalam seri ini, konferensi ini mempertemukan para musisi, penggemar musik, pengacara, advokat artis, pemimpin bisnis, pembuat kebijakan pemerintah, dan siapa saja yang tertarik untuk mendukung ekosistem musik yang berkembang di seluruh dunia.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pusat Kekayaan Intlektual Bersama Kebijakan Inovasi (C-IP2), Mason Korean dan Institut Ekosistem Musik. Mereka meyakini bahwa pertumbuhan eksplosif K-Pop dan genre musik Asia lainnya yang bisa dibilang telah berhasil melampaui raksasa musik dunia, Amerika Serikat telah menarik perhatian banyak pemimpin industri dan pembuat kebijakan.
Seperti semua konferensi dalam seri ini, konferensi ini mempertemukan para musisi, penggemar musik, pengacara, advokat artis, pemimpin bisnis, pembuat kebijakan pemerintah, dan siapa saja yang tertarik untuk mendukung ekosistem musik yang berkembang di seluruh dunia.
Meskipun faktor ekonomi dan demografi global mungkin menjelaskan sebagian besar kebangkitan musik pop Asia, beberapa negara seperti Korea Selatan mengambil langkah-langkah hukum dan kebijakan yang tegas untuk menumbuhkan soft power nasional di panggung regional dan dunia.
Label rekaman Barat telah bertransformasi dari entitas produksi, keuangan, dan distribusi menjadi perusahaan “jasa artis”. Namun label di banyak negara Asia telah lama memainkan peran yang berbeda, dimana perusahaan manajemen memainkan peran yang lebih sentral dalam mencari dan mengembangkan bakat dibandingkan dengan label. Pada saat yang sama, peran penerbit dan serikat musisi juga berbeda-beda di seluruh wilayah global.
Direktur Jendral Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Tri Tharyat menyampaikan dengan letak yang strategis di jantung Indo-Pasifik, ASEAN siap menjadi pusat kegiatan ekonomi dalam beberapa dekade mendatang.. Ekonomi Kreatif di ASEAN harus berupaya bangkit kembali setelah terpukul pandemi covid 19. Dukungan tersebut dilandasi kesadaran bahwa kegiatan ekonomi berbasis Kekayaan Intelektual dapat mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan ekspor sekaligus mendorong inklusi sosial, keragaman budaya dan pembangunan manusia. (PR/Fajar) | Foto: Dok. Xavier & Chico Hendarto