Single ketiga bercerita tentang kompleksitas gairah hidup dan keputusasaan
Jakarta, Trenzindonesia | Kamila Batavia, penyanyi dan pencipta lagu trilingual yang berbasis di Hamburg, Jerman, kembali meramaikan panggung musik Indonesia dengan single terbarunya berjudul “Hilang dan Tak Kembali”.

Ini adalah single ketiga sekaligus pamungkas yang mempersiapkan jalan bagi EP (Extended Play) self-written pertamanya yang dijadwalkan rilis pada awal tahun 2025.
Dikenal dengan persona estetik vintage yang unik, Kamila tidak hanya menonjol dalam penampilannya, tetapi juga melalui karya-karyanya yang mendalam dan berkarakter. Dalam “Hilang dan Tak Kembali”, Kamila memadukan elemen chamber, retro, dan goth-pop yang menciptakan atmosfer hipnotis. Lagu ini menyuguhkan lirik kontemplatif yang menggambarkan kompleksitas kehidupan dan pengalaman emosional manusia.
“Lagu ini sebenarnya memiliki makna yang ambigu. Bagi sebagian orang, mungkin terdengar seperti kisah patah hati antara dua orang yang tidak sefrekuensi, tetapi bagi saya, ini juga bisa menjadi refleksi tentang bagaimana hidup bisa menjadi begitu penuh gairah sekaligus membebani, hingga muncul keinginan untuk menghilang,” ujar Kamila Batavia.

“Hilang dan Tak Kembali” dibuka dengan lantunan paduan suara dan dentingan piano yang lembut, mengiringi pendengar ke dalam suasana magis. Pada verse pertama, Kamila menggunakan metafora rigor mortis untuk menggambarkan ketidakmampuan seseorang bertahan menghadapi tekanan hidup. Di bagian pre-chorus, suara drum yang intens membangun semangat, sebelum lagu ini bertransisi ke chorus yang lembut dan sunyi, menghadirkan dinamika yang tajam dan penuh kontras.
Dramatisasi suara dalam lagu ini diproduseri oleh Faizal Saputra, yang memberikan sentuhan atmosfer dengan reverb yang tebal, dipadukan dengan permainan synthesizer, bassline, dan drum yang menonjol. Setiap elemen ini mengalir secara harmonis, mengiringi vokal Kamila yang lembut namun kuat.
Dalam penciptaan lagu ini, Kamila banyak terinspirasi oleh refleksi pribadinya terhadap kehidupan dan hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Sebagai musisi yang juga mencintai sastra, ia berusaha menyampaikan kedalaman makna melalui setiap lirik yang ia tulis. “Aku ingin karya-karyaku memiliki makna yang dalam, sesuatu yang bisa direnungkan dan dirasakan oleh pendengarnya,” tutup Kamila. (PR/Fjr) | Foto: Istimewa