JAKARTA, Trenzindonesia | Bagi pendengar musik lawas, tentu saja tidak akan lupa dengan musisi yang satu ini, sebab karya karyanya ditahun 80an cukup banyak dikenal dikalangan pendengar musik Indonesia.
Namanya begitu melekat dihati para pendengar musik Indonesia, sebab selain sebagai pencipta lagu, Maxie Mamiri juga sangat dikenal sebagai seorang Arranger.
Pada Tahun 1964, saat usia masih 16 tahun dan masih tinggal di Surabaya, Maxie Mamiri bergabung dengan band Nefoni sebagai bassist …bersama personel lain nya yakni Syech Abidin drummer, Wempy Tanasale lead gitar, Pieter Wass gitar 2, Kongtek alto sax.
Awal thn 66 ditarik oleh Ferry Berhitoe yang merupakan Kakak Ipar sendiri dan diajak bergabung dengan Band Irama Jangger dengan personil : Ferry Berhitoe lead gitar, Wempy Tanasale Bass, Murry Drummer, Maxie Mamiri Rythem gitar.
Awal tahun 68 akhirnya hijrah ke Jakarta bareng Wempy Tanasale dan Murry Koes Plus,
Ke Jakarta sengaja mencari Edmond yang sudah lebih dulu merantau ke Jakarta. Dengan Alm Edmond T, akhirnya dikenalkan dengan Pimpinan band kantor pajak Pintu air dan diterima menjadi band kantor pajak yang diberi nama band Patas (Pajak Jakarta).
Setelah Mury bergabung dengan Koes Plus, Maxie Mamiri bergabung dengan band Kumbang khusus membawakan lagu-lagu Minang.
“Dengan Band Kumbang akhirnya mengenal dunia rekaman dan ikut rekaman lagu-lagu Minang sebagai Basis, seperti lagu Tak Tontong dengan penyanyi Tiar Ramon“, Ujar Maxie Mamiri.
Meskipun lahir di Menado, Maxie Mamiri lebih banyak dibesarkan di kota Pahlawan Surabaya, maka tak heran jika Maxie Mamiri lebih suka dibilang orang Surabaya dari pada orang Menado.
Maxie Mamiri memulai karier musik dari bawah.
Pada th 1979 ketika Maxie Mamiri diberi kesempatan oleh Nuskan Syarif, untuk menciptakan lagu untuk sound track film Remaja Remaja yang dibintangi oleh Rano Karno dan Lydia Kandou.
Dan Sound track lagu tersebut ditawarkan ke sebuah perusahaan rekaman PT Padang Surya Mas yang diedarkan dalam bentuk kaset.
“Ternyata kaset lagu tersebut lumayan laku terjual dipasaran dan akhirnya tahun 80 saya ditarik dan dipercaya di bidang produksi oleh Padang Surya Mas” Ujar Maxie Mamiri.
“Di Padang Surya Mas ini saya menerima dua Penyanyi dari Magelang dan Bandung, dua penyanyi yang berbakat itu adalah Dian Pieshesa (Bandung) dan Swari Arizona (Magelang) dan dua-duanya meminta agar dibuatkan album rekaman Dangdut dan ternyata Dian Pieshesa juga setuju” tambah Maxie mengenang masa lalunya.
Karya karya Maxie Mamiri banyak dinyanyikan oleh Penyanyi penyanyi terkenal disaat itu, mulai dari Swari Arizona, Richie Ricardo, Chintami Atmanegara, Helen Sparingga, Marina Elsera , Dewi Irawan, Harry Tasman, Iis Sugiarti, Nella Regar, Sandro Tobing, Robby Ns, Yung Patapayan dll.(DaBo)