Sebuah Renungan Menjelang Ramadan
Jakarta, Trenzindonesia | Menjelang bulan suci Ramadan 1446 H, grup musik Rangkai merilis album penuh berjudul Pekik Hening di Lantang Angan.

Album ini hadir sebagai refleksi spiritual yang mengajak pendengarnya untuk merenung, mengintrospeksi diri, dan menerima kehidupan dengan lapang.
Album ini menjadi kelanjutan dari tiga single yang telah mereka rilis sejak 2023: Seperti Rindu, Mesra Tanpa Kata, dan Puan, Kau Beri Nyawa. Namun, Pekik Hening di Lantang Angan bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan sebuah perjalanan mendalam yang dirangkai oleh tiga personel Rangkai: Mirza (gitar klasik), Rai (kontrabas), dan Bimo (vokal, gender/gamelan Jawa).

Album ini lahir dari diskusi panjang antara Rangkai dan mendiang Ade Firza Paloh, yang turut berperan sebagai produser sebelum kepergiannya. Ade merangkum esensi musik dan pemikiran Rangkai dalam satu kalimat:
“Kalian itu bak kumparan, seperti tak bergerak padahal laju rotasi tinggi. Cocoknya Pekik Hening di Lantang Angan.”
Meski harus melanjutkan produksi tanpa bimbingan Ade, Rangkai tetap berkomitmen menyelesaikan album ini dengan dukungan Setengah Lima Records.
“Proses ini benar-benar menguras tenaga, tapi juga membuka banyak pintu rezeki. Bisa berkolaborasi dengan musisi-musisi yang sebelumnya hanya bisa kami dengarkan dari kejauhan adalah pengalaman luar biasa,” ungkap Mirza Elba Febrian, gitaris Rangkai.
Salah satu lagu utama dalam album ini, Selam Hati Sulam Diri, merupakan hasil kolaborasi dengan Endah Widiastuti dari duo Endah N Rhesa.
“Ketika Rangkai mengajak saya mengisi vokal di lagu ini, saya langsung setuju karena tertarik dengan konsep albumnya. Proses rekamannya pun menyenangkan karena saya diberi kebebasan untuk bereksplorasi,” kata Endah.
Album ini juga memiliki struktur unik, disusun berdasarkan enam tahapan penciptaan alam dalam Al-Qur’an:
1. Ledakan pertama dan munculnya cahaya – Api, Kejora Cinta
2. Jagad mengembang – Ruang, Seperti Rindu, Mesra Tanpa Kata
3. Unsur alam mulai menemukan bentuknya – Isyarat Hawa, Puan Kau Beri Nyawa
4. Benturan alam raya – Pertengkaran, Tabir
5. Alam mulai stabil – Selam Hati Sulam Diri
6. Alam regenerasi – Seberang Fana
Sebuah Karya untuk Menemani Ramadan
Dengan nuansa kontemplatif yang mendalam, Pekik Hening di Lantang Angan bukan sekadar album religi yang penuh petuah, tetapi sebuah pengalaman mendengar yang mengajak pendengarnya untuk memahami kehidupan dengan lebih luas.
“Album ini seperti biskuit yang menemani kopi pahit bernama kehidupan, atau sebaliknya, kopi pahit yang menemani biskuit manis bernama kebahagiaan. Semua tergantung bagaimana kita menerimanya,” ujar Rangkai.
Mulai 28 Februari 2025, Pekik Hening di Lantang Angan dapat dinikmati di berbagai platform musik digital. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa