Bekasi, Trenzindonesia.com | Menyadari anak-anak dan remaja perlu di edukasi soal pentingnya jangan mudah buang makanan, alias Stop Boros Pangan.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melihat peluang mengedukasi anak-anak dan remaja lewat kegiatan 9 Tahun FORWAN Peduli,#Forwan Berbagi Kepada Anak Yatim di 9 Panti Asuhan Muslim dan Nasrani di Jabodetabek.
“Di Dunia sudah ada sekitar tiga ratus orang yang dalam kondisi kekurangan pangan alias kelaparan akut.”
“Untuk itu adik-adik yang masih dikasih kemudahan makanan, jangan boros pangan ya,” Ujar Nyoto Suwignyo, Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional, saat memberikan santunan berupa makan siang untuk 150 anak yatim-piatu Panti Al Anshor Jaticempaka, Bekasi Barat, Sabtu (20/5/2023)
Pihaknya kata Nyoto Suwignyo sudah melakukan kampanye pentingnya Stop Boros Pangan melalui Gerakan Selamatkan Pangan di berbagai lembaga dan kemudian menyadarkan seluruh penyedia pangan melalui asosiasi hotel, restoran, katering, jasa boga, industri makanan dan minuman serta retail dan mall untuk tidak membuang “pangan berlebih” yang masih layak dan aman di makan untuk dikumpulkan, diantaranya melalui bank pangan dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sejak diresmikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada Desember 2022, sampai pertengahan Mei 2023, gerakan ini telah menyelamatkan 40 ton pangan berlebih dan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Saya yakin adik adik dan masyarakat di sini juga bisa menjadi penyelamat pangan.” Tandas Nyoto Suwignyo.
Nyoto menambahkan, Badan Pangan Nasional mendukung langkah aksi berbagai pihak dalam upaya mendorong Gerakan Selamatkan Pangan.
Gerakan ini merupakan gerakan bersama Badan Pangan Nasional dengan kolaborasi dan sinergi berbagai pihak yang berfokus pada penurunan tingkat kerawanan pangan dan gizi dan menekan angka food waste (pemborosan pangan).
Untuk mengedukasi anak anak mengenai stop boros pangan dalam kegiatan tersebut dibagikan komik boni, yang diterbitkan oleh NFA.
Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Nita Yulianis mengatakan, bahwa komik menjadi salahsatu upaya untuk menarik kalangan anak anak agar bisa memahami sesuai tingkat usianya mengenai pentingnya pangan dan bagaimana perilaku seharusnya terhadap pangan.