Trenz Indonesia
News & Entertainment

Buruknya Jaringan Internet Dikeluhkan Pelaku Usaha Homestay Geopark Ciletuh

800

Ciwaru, Ciemas, Sukabumi, Trenz News I Semenjak Kamis, 12 April 2018, lewat sidang Executive Board UNESCO ke-204, Komisi Programme and External Relation, di Paris, Perancis menetapkan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, resminya menyandang predikat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).

Namun demikian, dalam perjalanan yang menjadi unsur pelengkap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, masih dikeluhkan oleh para pemilik homestay maupun penginapan yang berada di wilayah Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi dengan buruknya jaringan telepon seluler.

 “Seperti kita ketahui, jaringan internet menjadi kebutuhan pokok bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke wilayah kami,” ungkap H. Eden Permana, ketua RW.09 Kampung Cimarinjung, Desa Ciwaru, kepada Trenzindonesia.com dirumahnya, Minggu (1/11) siang lalu.

H. Eden Permana Ketua RW. 09 Desa Ciwaru Mengungkapkan, sangat dibutuhkan adanya jaringan internet yang baik, sehingga mampu menghidupkan roda ekonomi masyarakat Desa Ciwaru.

Ia menceritakan, sampai saat ini jaringan internet di wilayah Desa Ciwaru memang masih terbatas membeli pulsa data, namun demikian juga tak membantu wisatawan puas, dikarenakan sinyal pun buruk berujung menghambat untuk proses berkomunikasi.

“Jadi banyak dari wisatawan yang menghabiskan waktu di Geopark Ciletuh mengeluhkan dengan jaringan selular. Seperti mereka yang semula mau upload foto keindahan lewat WhatsApp atau media sosmed lainnya terhambat. Juga tidak sedikit wisatawan yng ingin mengerjakan tugas kantor sambil liburan disini harus terhambat dengan jaringan teleponnya. Intinya banyak dikeluhkan wisatawan dengan jaringan internetnya,” papar Eden yang juga tergabung dalam Paguyuban Homestay Ciletuh.

Diungkapkan Eden Permana, pemilik homestay atau penginapan di wilayahnya bakal mengalami kerugian atau malah tidak bisa mendatangkan wisatawan untuk menginap beberapa malam di wilayahnya.

infrastruktur jalan yang sangat memadai, disayangkan tinggal jaringan internet yang kurang bagus.

“Kebanyakan mereka yang awalnya ingin menginap tiga atau dua malam, ternyata saat menanyakan sinyal internet, langsung membatalkan menginap seperti direncanakan semula. Mereka ada yang langsung pergi saat tahu saluran internet atau sinyal lemah,” tutur Eden Permana.

Senada dengan Eden Permana, salah seorang pemuda di wilayah Desa Ciwaru, Anwar mengharapkan pihak terkait yang menyediakan jasa internet bisa menindaklanjuti apa yang dikeluhkan masyarakat Desa Ciwaru.

Amphitheater Panenjoan, sudut menyaksikan pemandangan yang spektakuler, Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

“Masalahnya jika dibiarkan begini terus, saya khawatir perekonomian masyarakat Desa Ciwaru bisa anjlok karena mereka yang hanya mengandalkan dari penyewaaan homestay ini,” tutur Anwar yang juga jurnalis media online Onenewsoke.com ini

Baik Anwar maupun Eden Permana, berharap pemerintah bisa membantu atau mencari solusi agar perekonomuan rakyat Desa Ciwaru bisa kembali normal dengan tersedianya saluran internet yang memadai.

“Bukan apa-apa, biasanya para wisatawan yang ingin menginap di Desa Ciwaru Ciletuh ini selalu menanyakan bagaimana atau adakah sarana internetnya. Jika saluran internet tidak sesuai harapan, wisatawan tentu kecewa dan mereka akan pergi mencari penginapan yang menyediakan sarana internet yang memadai di luar desa kami,” tambah Anwar.

Eden Permana sendiri juga memiliki homestay yang disewakan bagi wisatawan dari luar kota yang ingin menginap di Geopark Ciletuh tersebut.

Curug Cimarinjung.

“Semoga saja keluhan warga desa kami yang mengandalkan persewaan homestay di Ciletuh ini bisa didengar oleh bapak-bapak pejabat di tingkat pusat. Sebab ini juga turut menyangkut perekenomian rakyat,” tandas Eden Permana.

Sinyal jaringan seluler diakui Eden Permana merupakan penunjang utama untuk meraih wisatawan dan pengunjung. Tapi saat sinyal jelek membuat pemilik jengkel.

“Jaringan seluler ini memang sangat penting. Tapi kalau seperti ini pengunjung atau wisatawan menurun karena kurang pelayanan dan komunikasi,” jelas Eden Permana.

Dengan dikeluhkan buruknya jaringan internet, adalah rombongan turing sepeda motor bernama Press Gas Tipis Tipis mengeluhkan dengan buruknya jaringan internet di Desa Ciwaru ini.

Curug Sodong

“Karena media tempatku bekerja media online yang sangat membutuhkan kecepatan berita. Tapi sangat disayangkan dengan lemotnya internet,” seloroh Thomas Manggala yang bekerja pada Sinndonews.com.

Thomas sangat menyimpan harapan terhadap lembaga berwenang yang menyediakan jasa saluran internet untuk bisa membantu warga pemilik homestay di Desa Ciwaru, yang jumlahnya 102 homestay dan puluhan penginapan ini.

Sebenarnya sinyal jaringan seluler di daerah itu ada meskipun tidak terlalu bagus tapi berbeda-beda tempat, mungkin akibat angin atau faktor tempat yang dikelilingi gunung dan bukit.

“Kadang bisa nyambung internetnya, tapi kadang hilang, ini kan bisa mengganggu kenyamanan tamu yang menginap di homestay yang ada di Desa Ciwaru ini,” jelas Thomas penggemar skutik NMAX ini.

Sejalan dengan Thomas Manggala, wisatawan lokal asal Duri Kepa, Jakarta Barat, Jaya mengungkapkan, semula bersama keluarga ingin menghabiskan libur panjang di Geopark Ciletuh, karena tahu dari sosmed kalau di kawasan ini begitu banyaknya obyek wisata yang bisa dikunjungi.

“Padahal penduduk Desa Ciwaru benar-benar friendly dan saya sekeluarga bener-benar nyaman, homestay harganya juga bersahabat. Tapi karena jaringan internet lemot, anak-anak pada protes ngak bisa upload foto ke Instagram. Jadi yang tadinya kita akan menghabiskan liburan tiga hari dua malam, baru satu malam, terpaksa harus pindah ke Pelabuhan Ratu. Sayangkan kalau hanya gara-gara internet, wisatawan menjadi kecewa,” papar Jaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.