JAKARTA, Trenzindonesia | Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel yang terus mengancam stabilitas keamanan internasional membutuhkan pendekatan diplomasi perdamaian.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dinilai sebagai pemimpin yang berperan aktif dalam menyelesaikan konflik ini, melalui diplomasi sosial, politik, dan keamanan yang diimplementasikan dengan mengacu pada prinsip politik bebas aktif.
Dalam rilis kepada media, Dewan Pimpinan Pusat Kesatuan Indonesia Nusantara (DPP KIN RI) menyatakan apresiasi terhadap peran aktif Presiden Jokowi dalam menyelesaikan persoalan konflik Palestina dan Israel. Mereka menekankan bahwa upaya Jokowi, termasuk bantuan kemanusiaan, diplomasi perdamaian, dan intervensi kepada masyarakat internasional, mencerminkan sikap Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia.
“Presiden Jokowi dinilai sebagai sosok negarawan yang dekat dengan semua kalangan dan selalu mengedepankan nilai perdamaian dunia dalam setiap diplomasi dan langkah politiknya. Sikap ini memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dunia yang sedang dilanda konflik,” ujar KIN dalam rilis mereka.
DPP KIN RI juga mengusulkan agar Joko Widodo diberikan apresiasi Nobel Perdamaian Dunia sebagai bentuk pengakuan terhadap upaya nyata Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Mereka meyakini bahwa Jokowi adalah pemimpin yang menciptakan peran strategis dalam mencapai perdamaian, tidak hanya dalam konteks konflik Palestina dan Israel, tetapi juga dalam menghadapi konflik global lainnya.
“Dalam upaya mendorong Indonesia sebagai agen perdamaian, terutama dalam konflik global seperti Palestina dan Israel, kami yakin bahwa Presiden Jokowi pantas mendapatkan apresiasi Nobel Perdamaian Dunia. Beliau merupakan pemimpin yang selalu menciptakan peran strategis dalam menciptakan perdamaian, sesuai dengan cita-cita dan harapan masyarakat dunia termasuk Indonesia,” tutup DPP KIN RI yang terdiri dari Jenderal TNI Purn Tyasno Sudarto, Marsda TNI Purn Wresniwiro, Brigjen TNI Purn Bambang Saiful Basri, Drs Agus Setyo Budiman, M Arief Nur Cholis, Infokom Saiful, dan Inggar Saputra. (PR/Fajar) | Foto: Istimewa