Jakarta, Trenzjndonesia.com | Pondok Pesantren Edi Mancoro, Kabupaten Semarang, menjadi salah satu contoh sukses program Inkubasi Bisnis Pesantren yang digagas Kementerian Agama RI. Dengan dukungan program ini, Ponpes Edi Mancoro berhasil membangun Djitoe Digital Printing sebagai pemain utama di sektor lokal.
Keberhasilan ini merupakan hasil nyata dari program Inkubasi Bisnis Pesantren yang bertujuan mendorong kemandirian ekonomi pesantren di Indonesia. Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus memperkuat peran ekonomi pesantren demi memberdayakan komunitas lokal.
Perkembangan Program Inkubasi Bisnis Pesantren
Menko PMK Pratikno menyampaikan bahwa penguatan pendidikan sains dan teknologi serta digitalisasi merupakan salah satu dari delapan program prioritas nasional yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo. Dalam mendukung program tersebut, ada tiga langkah strategis yang harus dilakukan oleh Kementerian Agama.
Pertama, penyediaan platform digital khusus bagi siswa madrasah dan pesantren, terutama untuk mata pelajaran berbasis STEM (science, technology, engineering, and mathematics). “Matematika akan menjadi fokus utama, disusul dengan mata pelajaran lainnya, termasuk bahasa,” jelas Pratikno.
Kedua, Pratikno menekankan pentingnya penyediaan infrastruktur pendukung seperti laboratorium yang menarik dan interaktif agar pembelajaran menjadi lebih efektif bagi siswa.
Ketiga, perencanaan dan penganggaran untuk memastikan kelancaran program ini. “Kami berharap Menag dapat segera menginstruksikan Pejabat Eselon I untuk mengkaji penganggaran, agar pekan depan dapat dibahas bersama Kementerian Dikdasmen, Dikti, serta BPKP,” tambah Pratikno.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Agama, Pejabat Eselon I dan II dari Kementerian Agama, serta Pejabat Eselon I dan II dari Kemenko PMK.