HomeEdutainmentLSF Periode 2020-2024 Digital Jadi Tantangan Terbesar LSF. Rommy Fibri: Harus Berkoordinasi...

LSF Periode 2020-2024 Digital Jadi Tantangan Terbesar LSF. Rommy Fibri: Harus Berkoordinasi Dengan Kominfo

Published on

Jakarta, Trenz Edutainment I Melalui Keputusan Presiden RI bernomor 39/TPA2020 tentang pemberhentian dengan hormat pengangkatan Lembaga Sensor Film (LSF), Jumat (8/5) pagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim melaksanakan pelantikan secara daring pejabat tinggi madya dan 17 anggota LSF periode 2020-2024.

Rommy Fibri Hardiyanto terpilih sebagai Ketua LSF untuk periode 2020-2024, akan ditemani Ervan Ismail sebagai wakil ketua LSF, juga tak ketinggalan anggota lainnya, sebut saja; Ahmad Yani Basuki, Andi Muslim, Arturo Gunapriyatna, Fetrimen, Hefidah, Kuat Prihatin, Mukayat Al Amin, Nasrullah, Naswardi, Nurka M Masardi, Rita Sri Hastuti, Rosery Rosdi Putri, Saptary Noviastri, Triwidiastuti Setianingsih, Yosep Samuel.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim melaksanakan pelantikan secara daring pejabat tinggi madya dan 17 anggota LSF periode 2020-2024, Jumat (8/5).

Sebagai ketua LSF yang baru, Rommy memetakan berbagai permasalahan dalam LSF. Seperti di antaranya minimnya anggaran LSF yang harus diptimalkan, juga dampak pandemi Coronavirus yang menuyisakan banyak persoalan, sampai mengenai dunia digital yang menjadi tantangan terbesar LSF.

“Tantangan terbesar LSF, digital karena semua orang bicaranya bagaimana film di dunia digital,“ kata Rommy Fibri Hardiyanto kepada wartawan, di Gedung Film Pesona Indonesia, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (11/5).

Lelaki kelahiran Semarang, 14 Februari 1972 ini, lebih lanjut menerangkan, selama empat tahun yang lalu, LSF belum sampai ke sana “Bagaimana menangani dunia digital yang isinya film, ke depan inilah jadi tantangannya,“ terang Alumnus Fakultas Kedokteran Gigi UGM (1991).

Karenanya, Rommy mengaku akan bersinergi bersama seluruh anggota LSF periode 2020-2024. “Saya  berharap masukan positif dari masyarakat dapat membangun LSF selama empat tahun mendatang,“ pungkas Rommy sumringah.

Menurut Rommy, kalau flatform-nya sudah jelas konvensional itu sudah clear buat LSF, seperti film bioskop, TV, CD. “Tapi kalau flatform-nya digital, LSF tidak bisa jalan sendirian, harus kerjasama dengan Kominfo dalam regulasinya,“ paparnya.

Tayangan di TV, kata Rommy, harus disensor oleh lembaga yang berwenang sebagaimana yang ditetapkan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) adalah LSF. Semua program tayangkan TV dikirimkan ke LSF untuk disensor, tapi kalau flatform-nya digital masih perlu dibicarakan siapa yang menyensor. “Apakah flatform-nya sendiri yang menyiarkan yang menyensor,” ujarnya.

Rommy menyampaikan, bahwa ke depan, LSF memang harus berkoordinasi secara intensif dengan Kominfo. “Nah, inilah yang perlu kita siapkan regulasinya!“ tegas Rommy.

Dalam UU Perfilman hanya menyebutkan bahwa semua film yang akan dipertunjukkan di Indonesia harus mendapatkan lulus sensor dari LSF. “Hanya itu saja, tanpa ada turunannya. Sementara itu, digital sangat global, bahwasannya digital memang jadi tantangan terbesar LSF,“ tutur Rommy.

Rommy menyebut anggaran untuk LSF sekitar 50 Milliar. “Cukup tidak cukup tentu relatif, dengan anggaran yang ada, kita optimalkan, dimana ada legiatan yang sifatnya full anggaran dari LSF, tapi ada juga kegiatan yang sifatnya berbentuk kerjasama, dimana LSF hanya parsial partisipasi, “ paparnya.

Terkait pandemi Corona, kata Rommy, secara otomatis LSF tidak banyak bekerja karena film-film bioskop tidak tayang, begitu juga TV banyak menayangkan rerun program yang sudah tayang beberapa waktu lalu. “Tapi LSF tetap membuka pelayanan untuk penyensoran, faktanya memang tetap ada penyensoran, tapi berkurang,“ bebernya.

Rommy menyebut beberapa hal yang masih dilakukan LSF. “Seperti di antaranya, sinetron barang lama yang masa royalty untuk STLS sudah habis, kalau belum habis TV tinggal putar ulang, tapi kalau sudah habis masa STLS-nya memang harus sensor ulang,“ urai Rommy panjang lebar.

Memimpin LSF, Rommy memiliki visi yaitu membangun LSF yang independen, akuntabel, kredibel, dan profesional. “Hal ini akan diwujudkan melalui penguatan aspek penyensoran dan optimalisasi lembaga,” tegas Rommy.

Rommy mengaku akan bersinergi bersama seluruh anggota LSF periode 2020-2024. “Saya  berharap masukan positif dari masyarakat dapat membangun LSF selama empat tahun mendatang,“ pungkas Rommy sumringah.

Latest articles

Ari Jamasari Pemeran Kang Gobang Preman Pensiun Tutup Usia

Bandung, Trenzindonesia | Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Ari Jamasari, aktor...

BIAN Gindas Rayakan Satu Dekade dengan CINTA ANGKA SATU

Jakarta, Trenzindonesia | Memasuki tahun 2025, grup musik BIAN Gindas kembali menghadirkan karya terbaru...

Movenpick Hotel Jakarta Siap Hadirkan Malam Romantis Bersama HIVI!

Moments of Love With HIVI! Jakarta, Trenzindonesia | Sebuah malam penuh cinta dan harmoni akan...

Persiapan IIMS 2025 Capai Titik Maksimal, Pameran Siap Digulirkan

Trenzindonesia.com l – Persiapan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 capai titik maksimal, pameran...

More like this

Ari Jamasari Pemeran Kang Gobang Preman Pensiun Tutup Usia

Bandung, Trenzindonesia | Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Ari Jamasari, aktor...

BIAN Gindas Rayakan Satu Dekade dengan CINTA ANGKA SATU

Jakarta, Trenzindonesia | Memasuki tahun 2025, grup musik BIAN Gindas kembali menghadirkan karya terbaru...

Movenpick Hotel Jakarta Siap Hadirkan Malam Romantis Bersama HIVI!

Moments of Love With HIVI! Jakarta, Trenzindonesia | Sebuah malam penuh cinta dan harmoni akan...