Jakarta, Trenzindonesia | Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan bukan sekadar pelengkap, melainkan menjadi pilar utama dalam mewujudkan transformasi birokrasi menuju Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Halalbihalal Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia yang digelar di Jakarta, Jumat (11/04).

Dalam sambutannya, Menteri Rini menyoroti pentingnya sinergi dan kolaborasi antarperempuan pemimpin, yang menggabungkan kompetensi, empati, dan orientasi terhadap perubahan. Ia menyebut karakter kepemimpinan perempuan sebagai kekuatan kolaboratif yang mampu membawa arah baru dalam reformasi birokrasi.
“Kepemimpinan perempuan adalah kekuatan kolaboratif yang menyatukan kompetensi, empati, dan orientasi perubahan. Inilah semangat yang akan membawa birokrasi menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Meski peran perempuan diakui penting, Rini juga menggarisbawahi berbagai tantangan yang masih dihadapi perempuan dalam meniti karier sebagai birokrat. Di antaranya adalah rendahnya representasi perempuan dalam jabatan pimpinan tinggi (JPT), bias budaya dan gender, serta minimnya akses terhadap sistem mentoring dan kebijakan karier yang mendukung.
“Peran ganda sebagai ASN dan ibu rumah tangga juga masih belum terakomodasi dengan baik dalam lingkungan kerja. Semua ini menuntut perhatian dan harus terus kita jawab dengan kebijakan dan praktik nyata,” tambahnya.
Rini juga mengutip hasil berbagai studi yang menunjukkan bahwa organisasi dengan keterwakilan perempuan di posisi strategis sebanyak 30% atau lebih memiliki peluang 12 kali lipat lebih besar untuk mencapai kinerja puncak.

PIMTI Perempuan Indonesia Sebagai Ekosistem Strategis
Menteri Rini mengajak agar Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia tidak hanya menjadi ruang silaturahmi, namun juga ekosistem strategis yang mampu mendorong kolaborasi antarlembaga dalam berbagai program dan kegiatan nyata.
“Mari kita rawat sinergi ini, perkuat langkah bersama, dan dorong lebih banyak perempuan untuk memimpin dan menginspirasi. Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai jika kita membangun birokrasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga adil dan setara,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, turut memberikan dukungan penuh terhadap peran Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia sebagai mitra strategis dalam pengarusutamaan gender di pemerintahan.
“Kami yakin dengan adanya Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia, tugas-tugas besar kami, terutama untuk penguatan perempuan dan perlindungan anak, akan lebih mudah untuk kita laksanakan bersama-sama,” ujar Arifah.
Ia juga mendorong agar organisasi ini dapat memperjuangkan kebijakan dan program-program yang berperspektif perempuan dan anak, demi menciptakan lingkungan birokrasi yang inklusif dan ramah gender.
Kegiatan Halalbihalal ini menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas antarpejabat tinggi perempuan di seluruh instansi pemerintahan. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, diharapkan lahir lebih banyak pemimpin perempuan yang mampu mendorong perubahan nyata di birokrasi Indonesia. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa