Untuk Indonesia Sehat
Yogyakarta, Trenzindonesia | Muhammadiyah terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan.
Langkah nyata ini diwujudkan melalui pengembangan Ekosistem Makan Bergizi Gratis, sebuah program inovatif yang merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional yang ditandatangani pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Desember 2024 lalu.
Ketua Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, mengungkapkan bahwa program ini didesain untuk menciptakan rantai pemenuhan gizi yang terpadu dan berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan dalam agenda Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Ekosistem Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah”, yang digelar pada Jumat (3/1) hingga Sabtu (4/1) di SM Tower & Convention, Yogyakarta.
Yamin menekankan bahwa ekosistem ini dirancang untuk mencakup seluruh aspek, mulai dari penyediaan bahan baku hingga pengelolaan limbah makanan.
“Ekosistem ini harus mencakup penyediaan bahan baku, standar gizi dan menu, dapur yang higienis, transportasi, distribusi, monitoring evaluasi, hingga pengelolaan limbah makanan,” jelasnya.
Selain itu, Yamin juga menyoroti pentingnya analisis keuangan, pembiayaan, pengelolaan sumber daya manusia, serta pembentukan karakter siswa sebagai elemen penting dalam kesuksesan program ini.
Dengan jaringan luas di seluruh Indonesia, Muhammadiyah siap mendukung program ini melalui lebih dari:
120 rumah sakit
172 perguruan tinggi, di mana 25 di antaranya memiliki Program Studi Gizi
Ribuan sekolah dan pesantren
Muhammadiyah juga memanfaatkan potensi lahan wakaf, aset pertanian, dan sektor perikanan untuk mendukung inisiatif ini. Selain itu, gerakan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU) turut berkontribusi menyuplai kebutuhan bahan pangan seperti beras, sayuran, dan ikan.
Salah satu inovasi utama yang diusulkan adalah penerapan dapur berbasis sekolah dan pesantren, yang terbukti lebih efisien karena tidak memerlukan transportasi tambahan untuk distribusi makanan.
“Beberapa sekolah dan pesantren Muhammadiyah sudah menerapkan program makan siang. Ini bisa menjadi model yang efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa,” ujar Yamin.
Model ini akan dipadukan dengan konsep dapur umum yang dirancang untuk menjangkau komunitas yang lebih luas, memastikan setiap individu mendapat akses terhadap makanan bergizi.
Yamin menegaskan bahwa tugas utama Kornas Makan Bergizi Muhammadiyah adalah mengoordinasikan dan mengonsolidasikan seluruh potensi Muhammadiyah, baik di tingkat pusat, wilayah, hingga daerah. Hal ini mencakup sumber daya manusia, kelembagaan, serta jaringan komunitas yang dimiliki Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
“Dengan inisiatif ini, Muhammadiyah ingin berkontribusi nyata dalam mendukung program nasional pemenuhan gizi dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif,” tambah Yamin.
Program Ekosistem Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah bukan hanya upaya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga mencerminkan visi Muhammadiyah untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat, mandiri, dan berkelanjutan. (Da_Bon/Fjr) | Foto: Istimewa