UMKM nasabah mekaar dari PNM
Jakarta, Trenzindonesia.com | Komitmen Indonesia dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan memasuki babak baru. Untuk pertama kalinya, instrumen investasi berbasis kesetaraan gender, Orange Bond, resmi diterbitkan di Indonesia. Yang menarik, peluncuran perdana ini bukan dilakukan oleh sektor swasta, melainkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), lembaga keuangan milik negara yang selama ini dikenal fokus pada pemberdayaan UMKM dan perempuan prasejahtera.
Langkah strategis ini menjadikan PNM sebagai pionir penerbit Orange Bond di Indonesia, sekaligus mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam membiayai proyek-proyek berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada aspek kesetaraan gender dan inklusi sosial ekonomi.
Jawaban atas kesenjangan pendanaan SDGs

Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Yanuar Nugroho, sebelumnya mengungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar berupa kesenjangan pendanaan SDGs yang mencapai Rp24.000 triliun. Oleh karena itu, diperlukan inovasi pendanaan nonkonvensional yang mampu menjembatani kekurangan tersebut.
“Orange Bond diharapkan menjadi solusi untuk mendanai proyek-proyek berkelanjutan, khususnya yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan kelompok marginal,” ujar Yanuar dalam media briefing pada Juli 2024 lalu.
Dengan semangat #PNMuntukUMKM dan #PNMPemberdayaanUMKM, obligasi oranye ini tidak hanya menjadi instrumen keuangan, tetapi juga alat transformasi sosial yang memberikan akses permodalan yang lebih luas bagi perempuan pelaku usaha ultra-mikro.
Potensi mobilisasi dana hingga Rp160 triliun

Chief Operating Officer Impact Investment Exchange (IIX), Angela Ng, menyatakan bahwa potensi mobilisasi dana global dari Orange Bond bisa mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp160 triliun hingga 2030. Dana tersebut ditargetkan dapat memberdayakan hingga 100 juta perempuan dan komunitas gender minoritas secara global.
Ia juga menegaskan bahwa Orange Bond bukan pengganti obligasi berkelanjutan yang telah ada, melainkan komplemen strategis yang lebih fokus pada aspek inklusi dan dampak sosial.
“Pemerintah berperan penting sebagai fasilitator. Keterlibatan sektor swasta tetap diperlukan, tapi penerbitan oleh BUMN seperti PNM menjadi sinyal kuat bahwa negara serius membangun ekonomi yang inklusif,” katanya.
PNM: Menjadi wajah keuangan inklusif Indonesia
Langkah PNM sebagai penerbit pertama Orange Bond di Indonesia sejalan dengan rekam jejaknya dalam memberdayakan lebih dari 15 juta nasabah perempuan ultra-mikro melalui program PNM Mekaar. Model pembiayaan PNM terbukti efektif dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan berbasis komunitas dan kepercayaan.
Dengan terbitnya Orange Bond ini, PNM tidak hanya memperkuat posisi sebagai pelopor keuangan inklusif di dalam negeri, tetapi juga memperluas perannya ke kancah investasi berkelanjutan tingkat global.