Potensi Laut Indonesia
Jakarta, Trenzindonesia.com | Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan kekayaan laut melimpah, Indonesia seharusnya bisa menjadi kekuatan besar di bidang ekonomi maritim. Namun, hampir delapan dekade setelah merdeka, potensi laut Indonesia belum sepenuhnya menjadi prioritas kebijakan nasional.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sejarah kejayaan di lautan. Nenek moyang bangsa ini dikenal sebagai pelaut ulung yang menguasai jalur perdagangan antarpulau. Laut menjadi sumber kekayaan tak ternilai: mulai dari ikan, udang, kepiting, hingga teripang. Jika dikelola profesional dan berkelanjutan, sektor kelautan diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan.
Presiden Joko Widodo sempat menggulirkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia, yang menekankan konektivitas dan perdagangan laut sebagai pilar pembangunan. Namun, pergantian kepemimpinan membuat arah kebijakan maritim seolah kembali redup. Padahal, ada empat potensi utama laut Indonesia yang dapat menjadi penopang ekonomi masa depan:
- Sumber daya perikanan – Laut Indonesia kaya akan berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, dan teripang. Pengelolaan yang profesional, sesuai hukum, dan berkelanjutan diyakini dapat mengangkat ekonomi nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut.
- Sumber daya alam non-hayati – Minyak bumi, mineral, energi gelombang, dan angin laut merupakan kekayaan strategis yang perlu diolah dengan tenaga ahli lokal. Kemandirian dalam pengelolaan energi laut akan menghindarkan Indonesia dari ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan energi nasional.
- Pariwisata bahari – Nama besar seperti Raja Ampat, Labuan Bajo, dan Bunaken telah menempatkan Indonesia di peta wisata dunia. Dengan pengelolaan yang terencana—mulai dari infrastruktur, akomodasi, hingga promosi budaya lokal—pariwisata bahari berpotensi menjadi mesin devisa yang berkelanjutan.
- Transportasi dan perdagangan laut – Letak strategis Indonesia di jalur perdagangan internasional menjadikan laut sebagai pusat mobilitas barang dan orang. Pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan perlu terus diperkuat untuk memperlancar ekspor, impor, dan distribusi logistik nasional.
Pengamat kelautan menilai, mengabaikan potensi laut berarti merugikan Indonesia secara politik, ekonomi, dan budaya. “Kalau kita tidak serius mengelola laut, bangsa lain akan mengambil alih, dan kita kehilangan kedaulatan sekaligus kesempatan memperkuat ekonomi maritim,” ujar seorang analis kebijakan maritim.
Dengan kekayaan alam, posisi strategis, dan warisan sejarah maritim, laut seharusnya menjadi wajah masa depan bangsa. Tanpa perhatian serius, Indonesia berisiko melupakan jati dirinya sebagai negara maritim dan membiarkan potensi emas itu menguap begitu saja.
[Oleh : Inggar Saputra (Praktisi Pendidikan dan Kebangsaan]
