Direktur Eksekutif HSI, Dr. Rasminto dalam Acara Dialog Publik “Membangun Semangat Cinta Seni dan Budaya”
Jakarta, Trenzindonesia.com | Di tengah gempuran budaya asing dan pesatnya arus digital, seni dan budaya lokal harus menjadi tameng utama untuk mempertahankan identitas bangsa. Human Studies Institute (HSI) menegaskan, tanpa upaya serius melestarikan warisan budaya, Indonesia bisa kehilangan jati diri di panggung global.
Dialog Publik: Seni Budaya sebagai Perekat Persatuan
Dalam Dialog Publik “Membangun Semangat Cinta Seni dan Budaya” yang digelar Sub Badan Kesbangpol Kota Administrasi Jakarta Pusat (8/5), Direktur Eksekutif HSI, Dr. Rasminto, menekankan bahwa Indonesia—dengan ribuan pulau dan ragam budaya—harus menjadikan seni dan budaya sebagai fondasi identitas nasional.
“Indonesia berada di jalur silang dunia. Posisi ini membuat kita rentan terhadap pengaruh asing, tetapi sekaligus memperkaya khazanah budaya kita. Inilah kekuatan sekaligus tantangan yang harus dihadapi,” tegas Rasminto di Aula Kantor Walikota Jakarta Pusat.
Seni Budaya Bukan Sekadar Estetika, Tapi Perekat Bangsa

Rasminto menjelaskan, seni dan budaya bukan hanya tentang keindahan, melainkan juga penjaga nilai-nilai luhur bangsa. Wayang, batik, lagu daerah, dan tradisi lokal lainnya adalah cerminan jati diri Indonesia. “Jika tidak dijaga, yang hilang bukan hanya kesenian, tapi juga identitas kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Di tengah masyarakat multikultural, seni dan budaya berperan sebagai perekat persatuan. Namun, tantangan di era digital semakin berat: generasi muda kurang tertarik pada budaya lokal, sementara komersialisasi budaya sering mengabaikan makna mendalam di baliknya.
Era Digital: Ancaman atau Peluang?

Rasminto menyoroti pentingnya internalisasi seni budaya melalui pendidikan formal dan nonformal sejak dini. “Generasi muda harus dilibatkan secara aktif, baik lewat sekolah, komunitas, maupun media digital,” tandasnya.
Sebagai pakar geografi manusia, ia meyakini bahwa budaya adalah soft power Indonesia di kancah global. “Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tapi fondasi masa depan dan alat diplomasi yang kuat,” pungkasnya.
Optimisme di Tengah Tantangan
Meski tantangan besar menghadang, upaya pelestarian seni budaya masih bisa diperkuat melalui kolaborasi pemerintah, komunitas, dan generasi muda. Dengan begitu, Indonesia tak hanya menjadi penonton di era globalisasi, tapi pemain utama yang diakui dunia.