Edutainment News

Tim Paskibraka Memberi Contoh Positif bagi Pemuda Indonesia

Trenz Edutainment | Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesiatelah sukses membina 68 siswa sekolah menengah dari 34 provinsi sebagai Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Mereka telah bertugas di upacara pengibaran dan penurunan bendera di Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73, pada 17 Agustus lalu di Istana Kepresidenan. Dalam upacara yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo sebagai inspektur ini, Tim Paskibraka telah berhasil menunaikan tugasnya dengan baik.

Kesuksesan tim Paskibraka tak lepas dari proses seleksi yang sangat ketat di level kabupaten hingga provinsi, diantaranya baris-berbaris, pengetahuan umum, tes fisik, dan latihan kerjasama tim. Hingga akhirnya setiap provinsi memilih putera-puteri terbaik mereka kemudian mengikuti Diklat Paskibrakadi PP-PON Kementerian Pemuda dan Olahraga, Cibubur, 25 Juli – 16 Agustus.

Saat membuka Diklat beberapa waktu lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, berpesan bahwa perjuangan sesungguhnya dimulai setelah mereka kembali ke komunitas dan lingkungan masing-masing. “Tentu mereka adalah idola baru generasi milenial yang pasti akan membawa spirit perubahan sekaligus corong bagi kemajuan bangsa,” tambahnya.

Menurut Asrorun Ni’am Sholeh, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, tim Paskibraka dilatih untuk lebih dari sekedar upacara pengibaran bendera; mereka akan dipersiapkan sebagai agen perubahan. “Oleh karena itu, kami menyesuaikan materi dengan isu-isu terkini yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan media sosial, seperti pelatihan korupsi dan anti-hoax. Mereka dapat mengubah masa depan Indonesia jika mereka menyebarkan ilmu yang mereka dapat disini dengan bijak,” kata Asrorun.

Pelatihan anti-hoax dilakukan oleh Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi & Informatika, Slamet Santoso. Dia mengatakan ada sekitar 800.000 situs di Indonesia, yang diduga menyebarkan informasi palsu atau hoax, termasuk cyber bullying, penipuan cyber, pornografi, perjudian cyber, dan cyber stalking. Selain itu, karena 143,26 juta pengguna internet di Indonesia, 75,50% di antaranya berada dalam kelompok usia 13-18 tahun, pelatihan anti-hoax dari perwakilan siswa ini sangatlah penting bagi para anggota Paskibraka.

Para anak muda ini berasal dari berbagai latar belakang. Salah satu contohnya adalah Muhammad Ari Setiawan (17 tahun) dari Banten, yang juga seorang atlet gulat. Rutinitas sehari-harinya sebagai olahragawan membantunya dalam proses pemilihan anggota Paskibraka. “Gulat telah mengajari saya pentingnya disiplin dan tepat waktu. Jika saya diinstruksikan untuk melakukan latihan pagi, itu berarti saya harus siap pada pukul 05:15 di lapangan.”

Tidak seperti di masa lalu, ketika pekerjaan impian pemuda Indonesia di daerah pedesaan adalah bekerja di militer atau Kepolisian – banyak anggota tim Paskibraka ingin menjadi pengusaha untuk memberdayakan masyarakat di kampung halaman mereka. Itulah mengapa pelatihan kontra-korupsi adalah sesuatu yang tidak dapat mereka lewatkan.

Pelatihan ini dipimpin oleh Komisaris Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Basaria Panjaitan. “Korupsi di Indonesia sudah tersebar luas dan sistemik di tingkat lembaga eksekutif, legislatif dan yudisial. Perilaku korup terjadi di antara siswa juga. Hal-hal seperti mencontek, membolos, berkelahi, melanggar undang-undang lalu lintas, masalah ketepatan waktu, ketidakhadiran, berbohong kepada orang tua dan guru, gratifikasi kepada dosen, proposal palsu, penipuan administrasi dana beasiswa, dan plagiarisme, semuanya berkontribusi terhadap korupsi. Pesan saya kepada Anda adalah untuk memberantas korupsi dalam diri Anda, dan kemudian Anda dapat menginspirasi keluarga Anda dan masyarakat sekitar Anda,” kata Basaria.

Pada akhirnya, untuk hadir di Istana Presiden pada 17 Agustus, dan untuk dapat bertemu Presiden Joko Widodo secara pribadi adalah prestasi yang dapat dibanggakan oleh para siswa ini. “Seluruh proses seleksi sangat sulit bagi saya,” kata Aditya Yoga Mulyana berkaca-kaca, salah satu dari dua perwakilan dari provinsi Kalimantan Timur. “Saya mulai dari tingkat sekolah, kemudian tingkat kabupaten, dan sampai tingkat provinsi. Itu bukan hanya tentang pelatihan fisik dan latihan berbaris. Dari pengetahuan nasional dan internasional, keterampilan budaya hingga bahasa Inggris – kami harus menguasai hampir segalanya. Ini adalah sesuatu yang harus diketahui anak-anak saya nanti.” (PRNewswire/TrenzIndonesia)

 

 

Avatar

Ibnu

About Author

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

News

Wedari Hadirkan Keindahan Balijava Batik Kudus Koleksi Denny Wirawan

  • September 29, 2017
Rayakan dua dekade berkarya di industri fashion tanah air, Denny Wirawan Angkat khasanah kekayaan ragam motif langka Batik Kudus Lewat
News

Indonesia Digital Popular Brand Award 2017 Fase III

  • September 30, 2017
Indonesia Digital Popular Brand Award, merupakan penghargaan terpercaya dan paling bergengsi bagi merek-merek di Indonesia yang berhasil menancapkan popularitas mereknya