Trenz Indonesia
News & Entertainment
Agus Blues Asianto dengan tunggangannya: sepeda motor sport Cleveland CycleWerks tipe Ace Deluxe, buatan Amerika Serikat.

Agus Blues Asianto : Sendirian Jelajahi 11 Taman Nasional dengan Motor

Funtastic Tour Green Solo Ride National Park Java-Bali 2019

Agus Blues Asianto dengan tunggangannya: sepeda motor sport Cleveland CycleWerks tipe Ace Deluxe, buatan Amerika Serikat. Ia berterima kasih kepada para pihak yang telah turut mendukung kampanye lingkungan hidup ini. Agus mengajak semua pihak di mana pun berada, untuk sama-sama merawat bumi Indonesia dengan penuh cinta.

Jakarta, Trenz Profile | Ini bukan tentang keberanian. Tapi, tentang cinta yang terpendam. Lebih dari 10 tahun Agus ‘Blues’ Asianto memendam hasrat untuk menjelajahi 11 Taman Nasional sepanjang Jawa-Bali: sendiri, dengan sepeda motor. Pada Kamis (08/08/2019) ini, hasrat itu terwujud. Bak pria tangguh, Agus Blues pun memulai penjelajahannya.

Cleveland CycleWerks 250 CC

Yang menjadi tunggangan Agus Blues adalah sepeda motor sport merek Cleveland CycleWerks tipe Ace Deluxe. Ini sepeda motor jantan buatan Amerika Serikat. Dulu, sepeda motor ini sudah beredar di Indonesia, tapi kemudian hilang dari pasaran. Pada Kamis (13/07/2017), Cleveland CycleWerks (CCW) secara resmi hadir kembali di Indonesia.

Tampang motor ini gagah dan gahar. Agus Blues menyebut, bobot motor ini lumayan berat. Makanya, sangat mantap dan stabil untuk dipacu di jalanan. Beberapa hari sebelum Kamis (08/08/2019), Agus Blues sudah menjajalnya di berbagai ruas jalan Jakarta. Cukup lincah untuk diajak menghadapi kemacetan Jakarta. Sangat handal untuk dipacu, ketika jalanan agak lengang.

Cleveland Cyclewerks tipe Ace Deluxe

Cleveland CycleWerks yang ditunggangi Agus Blues adalah tipe deluxe, dengan kapasitas 250 cc. Bagi Agus Blues, ini memang tunggangan yang tepat. Karena, ia akan menempuh perjalanan jauh, sepanjang 3.700 km Jakarta-Bali pulang-pergi. Rute yang ia tempuh, tidak melulu jalanan beraspal. Bahkan, katanya, ia akan lebih banyak menjelajahi jalan-jalan kampung, yang kondisinya cenderung tidak mulus.

Dari Jakarta, misalnya, tujuan pertama Agus Blues adalah Taman Nasional (TN) Gede-Pangrango. Ia tidak lewat jalur Ciawi-Puncak, sebagaimana layaknya para turis. Ia justru melalui jalur Hambalang, melintasi jalan bertanah dan berbatu, yang kemudian muncul di dekat Cipanas. Kita tahu, Kawasan TN Gede-Pangrango terbentang di tiga wilayah: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat.

Pilihan rute jalan kampung tersebut, memang sudah diidam-idamkan Agus Blues sejak 10 tahun yang lalu. Kenapa? Pertama, karena Indonesia ini sangat indah dan seluruh keindahan itu tercermin dari kampung ke kampung. Ada ibu-ibu yang menyusuri jalan tanah menuju kali untuk mencuci. Ada bapak-bapak yang melalui tegalan dan pematang untuk mencari penghidupan di ladang dan di sawah.

Juga, ada anak-anak bertelanjang kaki, berlarian di lapangan rumput, main kejar-kejaran. Sementara, ayam, kambing, dan sapi berkeliaran di alam lepas. Bagi Agus Blues, itulah sisi indah Indonesia, yang hendak ia nikmati dalam penjelajahan ini. Ia pilih menjelajah sendiri, karena ingin konsentrasi penuh. Baik konsentrasi saat mengendarai motor, maupun konsentrasi ketika melintasi perkampungan.

Dari kiri ke kanan: Emmanuel Alvino, Agus Blues Asianto, Heny Juniarti dari Horison Grup, Tedy Suryadi dari Respiro Indonesia. Konperensi pers ini berlangsung di Hotel Arcadia, Mangga Dua, hotel dalam jaringan Horison Grup, Jakarta Pusat, pada Minggu (04/08/2019).

Solo Riding Seorang Jurnalis

Ada yang bertanya, siapa Agus Blues? Siapa sesungguhnya sosok petualang solo riding ini? Nama lengkap lelaki kurus jangkung ini Agus ‘Blues’ Asianto. Secara usia, ia sudah tidak muda lagi, sudah memasuki 57 tahun. Dan, nyaris sepanjang usianya, ia tidak pernah lepas dari urusan tulis-menulis. Media cetak terakhir tempatnya berkiprah adalah Tabloid Nova, salah satu media dalam grup Kompas-Gramedia.

Bidang yang ditekuninya musik, film, dan budaya. Maka, berbagai liputan yang ia lakukan, berada dalam ruang lingkup ketiga bidang tersebut. Bertualang meliput show musik ke berbagai wilayah tanah air, sudah jadi bagian kesehariannya. Meliput syuting film, bahkan yang lokasi syutingnya di tengah hutan, ia lakoni dengan riang-gembira. Demikian pula dengan peliputan budaya, yang membuatnya menjelajah ke berbagai pelosok.

Suatu hari, Agus ‘Blues’ Asianto bercerita tentang serunya ketika ia meliput turis Thailand yang hilang di hutan di Aceh Darussalam. Ia bersikeras meyakinkan pimpinannya di Tabloid Nova, bahwa peristiwa itu relevan dengan Nova. “Pembaca Nova kan perempuan. Nah, bagaimana perasaan perempuan, kalau suaminya hilang di hutan?” begitu pertanyaan Agus kepada atasannya. Akhirnya, ia pun diizinkan terbang ke Aceh untuk meliput.

Dengan kata lain, petualangan bukanlah hal yang asing bagi Agus ‘Blues’ Asianto. Karena itu pulalah, pergaulannya sangat luas. Ia bukan hanya akrab dengan kaum selebriti di dunia musik, film, dan budaya. Ia bahkan bisa ngerumpi seru dengan petugas yang sehari-hari menggulung kabel di belakang panggung musik. Nyaris pergaulannya lintas sektor, lintas batas profesi.

Di luar dunia musik, film, dan budaya, Agus ‘Blues’ Asianto pun menjalin pergaulan yang luas dengan para pedagang. Terutama, dengan pedagang makanan dan minuman. Minatnya pada bidang kuliner seiring-sejalan dengan kegemarannya mengunyah beragam jenis makanan. Juga, menyeruput minuman, terutama beragam jenis kopi. Tak mesti di café bergengsi. Ngopi di trotoar pinggir jalan pun, bagi Agus Blues tak kalah nikmatnya.

Ketika media cetak mulai surut, Agus Blues pun menjelajahi media online. Ia menjadi freelancer di berbagai media online. Dengan demikian, tak ada lagi kewajiban ngantor. Toh, teknologi sudah memfasilitasi segalanya. Maka, yang dibutuhkan Agus Blues adalah tempat nongkrong, tempat ngumpul dengan rekan-rekannya. Lalu, Agus Blues mendirikan Kedai Ayam Gosong, dengan sajian menu ayam yang enak. Lokasinya di Jalan Merdeka Raya 12, Depok II Tengah, Jawa Barat.

Perjalanan 3.700 km melintasi 11 Taman Nasional Jawa-Bali ini, untuk menggugah kesadaran publik akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Ini juga sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun I media online pengendara.com. Agus Blues Asianto adalah Dewan Redaksi di media tersebut.

Taman Nasional Paru-paru Dunia

Bagi Agus ‘Blues’ Asianto, hidup harus berbuat. Harus produktif. Dalam kesehariannya, ia banyak melihat orang-orang tua, khususnya di pasar-pasar tradisional. Mereka tetap berdagang, tetap produktif. Mereka dengan tulus melayani konsumen. Agus Blues juga melihat, bagaimana para ulama di pesantren, yang sampai akhir hayatnya tetap berbuat, tetap produktif, dengan mendidik para santrinya.

Karena itu, para penghuni bumi ya harus sama-sama merawat bumi, agar tetap nyaman untuk dihuni. Bukan hanya untuk kita yang hidup kini, tapi juga untuk keturunan kita, dari generasi ke generasi. Dan, Taman Nasional adalah para-paru bumi, yang memproduksi udara segar secara alami. Hal itulah yang mendorong Agus ‘Blues’ Asianto untuk menjelajahi 11 Taman Nasional yang ada sepanjang Jawa-Bali.

Penjelajahan solo riding ini dinamai “Funtastic Tour Green Solo Ride National Park Java-Bali 2019”. Ada banyak pihak yang mendukung penjelajahan ini. Selain didukung Cleveland CycleWerks, tour green ini juga didukung oleh Respiro Indonesia, jaringan hotel Horison Grup, Maisara Production, dan Calon Jenazah Motorcycle Club (CJMC). Sementara pihak lain yang juga dekat dengan keseharian Agus ‘Blues’ Asianto yang ikut mendukung perjalanan 11 hari menjelajahi 11 Taman Nasional se Jawa – Bali ini adalah Nagaswara, ProaAktif, pengendara.com serta trenzindonesia.com.

Agus Blues tak menyangka, para pihak tersebut telah menunjukkan simpati yang besar atas mimpinya ini.

Agus Blues Asianto dan Emmanuel Alvino Promotor dari Maisara Production

Selain itu, ada Emmanuel Alvino, yang berperan sebagai promotor untuk tour green ini. Menurut Agus Blues, Emmanuel Alvino adalah sosok yang tiada henti menyemangatinya. Ia membukakan banyak jalan, juga mencarikan solusi, hingga penjelajahan ini akhirnya bisa terwujud. Niat baik serta kesadaran bersama akan pentingnya kampanye lingkungan, membuat mereka tak pernah lelah berupaya.

Mimpi Emmanuel Alvino, tak kalah kuat dengan mimpi Agus ‘Blues’ Asianto. Menurut Emmanuel, perjalanan lintas 11 Taman Nasional Jawa-Bali ini merupakan pemanasan, sebelum melakukan misi yang sama ke berbagai Taman Nasional di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Wuih, sungguh menakjubkan, jika mimpi itu menjelma menjadi rencana, dan kemudian terwujud nyata.

Oh, ya, inilah Taman Nasional (TN) yang akan dijelajahi Agus ‘Blues’ Asianto dari Jakarta ke Bali: TN Gede-Pangrango dan TN Ciremai di Jawa Barat, TN Merbabu dan TN Gunung Merapi di Jawa Tengah, TN Tengger dan TN Baluran di Jawa Timur, terus menyeberang ke Pulau Bali menuju TN Bali Barat.

Dan, ini Taman Nasional (TN) yang akan dijelajahi Agus Blues Asianto dari Bali ke Jakarta: TN Alas Purwo dan TN Merubetiri di Jawa Timur, melalui Kota Solo di Jawa Tengah dan Pangandaran di Jawa Barat, kemudian memasuki TN Gunung Halimun di Jawa Barat, dan TN Ujung Kulon di Banten.

“Saya akan melakukan perjalanan dengan santai dan berharap sudah kembali ke Jakarta, bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, pada Sabtu 17 Agustus 2019,” ujar Agus Blues Asianto, ayah dari Agneta,seorang putri yang masih balita. (Isson / TrenzIndonesia) | Foto: Dok. Agus Blues Asianto & CJMC

isson khairul –dailyquest.data@gmail.com

Leave A Reply

Your email address will not be published.