Menurut Seskab, biasanya ketika menikah dini tidak ada tanggungan atau proteksi kepada anak yang bersangkutan. Dan selalu ketika katakanlah anak yang melakukan perkawinan dini begitu dia berpisah dengan pasangannya dia akan menjadi orang yang terlunta-lunta, hidupnya merana, dan ini menjadi problem, dan ini sering kali menjadi beban bagi masyarakat dan bagi pemerintah.
Presiden memukul kulkul tanda dimulainya PKB ke-41 dan menyaksikan Tari Siswa Nataraja diiringi Gamelan Ketug Bumi yang dipersembahkan oleh ISI Denpasar.
Pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua ini utamanya adalah sebagai sumber air baku kawasan Bali Selatan dengan volume air mencapai 500 liter per detik. Untuk ke depannya, Presiden berharap Waduk Muara Nusa Dua ini juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi kawasan wisata.
Menurut Kepala Negara, anggaran yang digunakan untuk revitalisasi tersebut berasal dari APBN sebesar Rp. 89 miliar dan dari APBD sebesar Rp. 3,9 miliar.
Kepala Negara dan Ibu Iriana disambut oleh Gubernur Bali I Wayan Koster, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, dan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose.
Kepala Negara menekankan bahwa ke depannya pemerintah ingin mengeluarkan terobosan-terobosan perekonomian yang akan memacu perekonomian nasional lebih jauh lagi.
Turut hadir dalam Halal bihalal tersebut diantaranya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Wakil Sekretaris Kabinet Ratih Nurdiati, serta para pejabat eselon I dari Kemeterian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet (Setkab), dan juga Kantor Staf Kepresidenan.
Indonesia sekarang, menurut Seskab, sudah menjadi negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia. Ia juga menambahkan bahwa ekonomi Indonesia sudah sangat disegani karena sudah menjadi nomor 15/16 dunia.