Inilah 38 Menteri Yang Masuk Dalam Susunan Kabinet Indonesia Maju
Dari 38 nama yang diumumkan oleh Presiden Jokowi menjadi anggota Kabinet Indonesia Maju didominasi oleh para profesional (22), sementara dari partai politik hanya 16 orang.
Dari 38 nama yang diumumkan oleh Presiden Jokowi menjadi anggota Kabinet Indonesia Maju didominasi oleh para profesional (22), sementara dari partai politik hanya 16 orang.
Indo-Pasifik merupakan konsep kerja sama negara-negara sepanjang Samudra Hindia dan Pasifik dalam hal peningkatan kerja sama dengan mengedepankan prinsip keterbukaan dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Sebelumnya dua pertemuan bilateral telah dilaksanakan oleh Presiden Jokowi yakni bertemu Presiden Korea Moon Jae-In dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping.
Sebagaimana diketahui, kelompok negara-negara Grup 20 atau disingkat G20 dibentuk pertama kali pada pertemuan G7 di Berlin, Jerman pada tahun 1999.
Usai memberikan keterangan pers bersama, kedua Kepala Negara melakukan pertukaran cenderamata. Presiden Jokowi menghadiahkan sebuah bola, sementara Presiden Marci memberikan sebuah jersey tim nasional sepak bola Argentina bertuliskan nama “Jokowi” dan bernomor punggung 10.
Turut hadir dalam Halal bihalal tersebut diantaranya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Wakil Sekretaris Kabinet Ratih Nurdiati, serta para pejabat eselon I dari Kemeterian Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet (Setkab), dan juga Kantor Staf Kepresidenan.
Setibanya di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah pada pukul 15.00 WIB, Presiden dan Ibu Iriana langsung menuju ke kediaman pribadinya di kawasan Sumber, Solo. Sebelum ke kediamannya, Presiden sempat menyapa masyarakat di Grha Sabha Buana.
Masyarakat yang hendak bersilaturahmi dengan Presiden beserta Ibu Negara mulai berkumpul di Silang Monas untuk mendapatkan nomor antrean.
Menurut Kepala Negara, situasi sampai saat ini masih terkendali. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir.
Melalui “Peringatan Nuzulul Quran” ini, lanjut Kepala Negara, Bangsa Indonesia diminta menggali banyak inspirasi, inspirasi untuk meneguhkan persatuan bangsa, inspirasi untuk menahan ego kelompok, ego golongan, dan memperkuat semangat kebangsaan kita.