Bali, Trenz Tourism | Nuansa Bali pada dekade 70-an dan 80-an, asri, tenteram, serta apik menjadi acuan utama bagi Hyatt Regency Bali saat memutuskan kembali dibuka pada 2018. Karenanya untuk mempertahankan pesona Peradaban Kuno Bali bagi orang-orang masa kini menjadi bagian penting dalam inisiatif tersebut sehingga pilihannya adalah menjaga hotel selokal dan sehijau mungkin.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bali telah berhadapan dengan isu polusi, ada banyak tumpukan limbah dan sampah plastik yang terbuang di pantai-pantai yang tersebar di seluruh pulau. Sejak awal, Director of Food and Beverage, Stijn van Leeuwen, Executive Chef, Nadine Waechter Moreno, Purchasing Manager, Ida Bagus Wirawan serta General Manager, Zulki Othman, bertekad untuk mengurangi penggunaan produk plastik.
“Kami ingin menjadi bagian dari solusi dan tidak memperparah polusi (plastik). Kami berniat untuk menjaga pulau indah ini agar bebas dari plastik,” lanjut Wirawan, Purchasing Manager.
Mengurangi penggunaan plastik menjadi upaya bersama dari seluruh departemen hotel. Misalnya, departemen Rooms dan F&B akan mengganti barang-barang plastik dengan material alternatif, seperti memakai botol dari kaca ketimbang plastik, atau sedotan kertas ketimbang sedotan plastik. Sikat gigi, pengaduk, dan tusuk sate dari bambu terbukti menjadi bahan alternatif yang baik untuk material plastik.
Ingin membungkus makanan? Tim kami akan mengemasnya dengan kotak daur ulang yang terbuat dari bagasse (bubur kertas dari batang tanaman tebu) dengan alat makan dari bambu yang ditempatkan di dalam kantong kertas yang bagus. Cangkir kopi dan tutupnya terbuat dari pati tanaman jagung. Di kamar mandi, setiap perlengkapan terbungkus dalam kemasan kertas, dan bahan-bahan cair untuk mandi ditempatkan di dalam botol-botol yang dapat dipompa ketimbang kemasan plastik sekali pakai.
Barang-barang gratis dari tim Sales bahkan terdiri atas peralatan dari bambu dan bisa digunakan kembali, dikemas dengan kain batik daur ulang serta tas belanja dari kain daur ulang. Hal-hal ini mendapat apresiasi dan pujian dari klien.
Demi menjaga hotel sebagai properti yang ramah lingkungan, tim kami juga berkomitmen untuk memakai bahan-bahan yang dihasilkan di wilayah setempat. Penggunaan bahan-bahan lokal tak hanya menjamin kesegaran produk, namun juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di komunitas setempat dan mengurangi jejak karbon yang dihasilkan hotel.
“Saat ini, hampir 70% produk makanan di hotel, termasuk kopi, keju, cokelat, madu, dan sayur-sayuran, berasal dari sumber-sumber lokal. Ikan kami bahkan ditangkap oleh nelayan di dekat hotel, dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki selama lima menit dari pantai kami,” ujar Wirawan, Purchasing Manager. (PRNewswire/Fjr) | Foto: Dok. PRNewswire & Google.co.id