Oleh: Sutrisno Buyil.
Sebagai Batur, tentu Lastri berhap dapat bantuan sembako, baik pemerintah pusat maupun DKI. Tapi tunggu punya tunggu bantuan sembako, apalagi bantuan tunai tak pernah singgah ke rumah juragan
“Juragan, kok Batur kayak Inyong nggak menerima sembako, katanya pemerintah pusat dan DKI janji mau kasih sembako untuk masyarakat bawah kayak Inyong yang terdampak Corona,” tanya Lastri baturku usai sahur.
“Lha, kan kok ngikuti berita nang tipi karo medsos nek DKI ora duwe nggak nanti warganya,” jawabku sekenanya.
“Lha, buset, pan APBD-nya 87 trilyun, terbesar di Indonesia, masa disisikan se triliun, ora Bisa!” ujar Baturku mulai naik tensinya.
“Pan bendahara negara ini, Ibu Sri Mulyani Indrawati, udah kasih bocoran lewat media,” samber nyonyaku.
“Lha, duit delapan puluh tujuh triliunan buat apaan aja yak, bantu banjir kayone ora sepiraaaa alias nggak seberapa, pemerintahan baru tiga tahuan, moso wis ambyar” kata istriku penasaran
“Masa kalah sama Jawa Tengah, yang APBD jauh lebih cilik, tapi tegas menolak bantuan pemerintah pusat, keyeen kan gubernure Inyong, ora perlu ngemis aring pemerintah pusat” kata Lastri kritis.
“Udah gitu ngejar pemerintah pusat untuk segera melunasi dana bagi hasil yang baru dibayar separo dari 5.1 triliun,” timpal bojoku.
“Nah, uang yang 2,6 trilyun hasil cicilan pemerintah pusat mestinya di jembreng alias dibuka di medsos Pemda, biar bisa di akses masyarakat dan ora dadi petinah,” kata Lastri cerdas.
“Coba kalau yang setriliun nggo bantu warga DKI yang terdampak Covid 19, masyarakat ora perlu klayaban untuk cari nafkah. Jadi kasus Covid 19 di Jakarta ngak terus merangkak kayak bayi,” kataku ngomporin Baturku.
Tiba-tiba ada anak muda yang ngetuk pintu rumahku dan Lastri pun lari membuka pintu.
“Alhamdulillah, juragan akhirnya Inyong dikasih sembako sama anak muda,” ujar Lastri gembira.
“Coba buka nduk, Inyong penasaran,” kata nyonyaku.
“Astagfirullah, seneng isine sampah. Kurang ajar, Inyong di prank, asu teles.”
“Wah, damput, jancuk, kurang ajar, bocah ora ana uteke babar blas,” kataku emosi.
“Wah, ini akibat Yutubers ora kreatif, pengen dapat subscribe jutaaan. Gawe konten ora cerdas, sekarepe dewek, ora njaga perasaan wong sing ngarep-ngarep bantuan sembako,” ujar Lastri memanas.
“Kalau kayak gini caranya, saya laporin ke polisi ah? Buat pelajaran para Tutubers lain. Biar nggak membuat konten sembarangan,” ujar Lastri langsung menyambangi kantor polisi, untuk membuat laporan.
Pondok Rangon, Mei 2020
Singkatan:
CERDAS: Cerita Pedas.
LASTRI: Nglarasing Ati.