Bogor, Trenzindonesia | Dalam dunia konstruksi, satu masalah kecil pada proyek fisik bisa menjadi isu besar yang cepat menyebar, terutama di era media online yang sangat cepat memberitakan berbagai hal.
Media sering kali membesar-besarkan sebuah masalah, membuatnya seperti bongkahan gunung es yang siap mencair tanpa arah, terutama ketika kasus tersebut belum mendapatkan klarifikasi yang memadai.
Sebagai contoh, kami dari trenzindonesia.com mencoba menyelidiki langsung isu yang diberitakan tentang proyek PL yang dikerjakan oleh seorang kontraktor. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, ternyata masalah utamanya adalah informasi nilai proyek yang sebelumnya tidak tercantum, kini sudah diperjelas dengan mencantumkan nilai sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Namun, setelah diteliti lebih lanjut, nilai bahan, tenaga, dan upah dalam proyek ini tidak memungkinkan kontraktor untuk meraih keuntungan standar. Hal ini dimaklumi karena proyek tersebut merupakan proyek pemerintah berupa PENUNJUKAN LANGSUNG (PL) yang memang seringkali berisiko tinggi bagi kontraktor.
Dari sudut pandang jurnalistik dan etika, penting bagi para jurnalis untuk mempertimbangkan dampak pemberitaan mereka. Ketika seorang kontraktor menghadapi tantangan dalam mencapai keuntungan atau malah menjadi bulan-bulanan, media harus memberikan pemberitaan yang adil dan seimbang. Pihak dinas terkait juga perlu berperan aktif dalam memantau dan mengkondisikan situasi di lapangan, bukan hanya bertindak setelah masalah muncul.
Persaingan antar kontraktor dalam proyek pemerintah seringkali penuh dengan intrik dan strategi tidak sehat, seperti permainan “congklak” yang penuh dengan rasa sirik, picik, dan licik. Dalam situasi seperti ini, oknum wartawan yang kurang beretika bisa menjadi alat untuk menyebarkan berita negatif demi kepentingan tertentu.
Kami dari trenzindonesia.com tidak sepenuhnya menyalahkan jurnalis yang memberitakan masalah ini. Namun, kami menekankan pentingnya klarifikasi dari dinas terkait sebelum isu menyebar luas. Penanganan yang proaktif dan transparan dapat mencegah masalah kecil menjadi besar dan menghindari sanksi atau penalti yang tidak perlu.
Kunci utama adalah kolaborasi antara semua pihak yang terlibat, mulai dari kontraktor, dinas terkait, hingga media. Dengan demikian, pemberitaan bisa lebih konstruktif dan mendukung penyelesaian masalah, bukan justru memperburuk situasi. (Igon) | Foto: Google.com