BOGOR, Trenzindonesia | Republik disini ini gampang pak di Senayan ini, nge-lobby-nya jangan disini pak… nih korea-korea ini semua nurut boss-nya masing-masing. Disini boleh ngomong galak, Bambang Pacul ditelpon ibu, “Pacul brenti !!”.. ah siap.
Masih ingatkah akan pernyataan Bambang “Pacul” Wuryanto (Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan) diatas saat diminta oleh Menko Polhukam (Mahfud MD) untuk melegalkan Undang-undang Perampasan Aset Tindak Pidana termasuk Korupsi di Gedung DPR RI Senayan – Jakarta ?
Saya yakin tentunya masyarakat Indonesia semua masih ingat akan peristiwa itu karena berita termasuk videonya yang sangat viral disebarkan hingga hari ini pun masih bisa kita temukan di Youtube Channel.
Pada tanggal 18 Oktober 2023 lalu Prof. Mahfud MD yang dikenal sebagai Guru Besar dan Pakar Hukum Tata Negara telah resmi diusung oleh PDI Perjuangan menjadi Calon Wakil Presiden pàda kontestasi Pilpres 2024.
Prof. Mahfud MD yang sekarang masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan (Menko Pohukam) sangat santer dikenal sebagai sosok tokoh yang bersih, jujur dan sangat bernyali dalam menjalankan tugas-tugasnya dan selalu berorientasi pada kepentingan negara.
Beliau juga adalah sosok yang pada tahun 2018 diminta sendiri oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Wapresnya dalam Pilpres 2019, namun karena mendapat penolakan dari partai-partai koalisi PDI Perjuangan maka terpaksa pak Jokowi menggantinya dengan KH. Ma’ruf Amin.
Cukup banyak kasus-kasus besar yang sudah ditangani dan diatasi oleh Prof. Mahfud MD selama beliau menjabat sebagai Menko Polhukam dalam bentuk Tindak Pidana Korupsi (TPK), Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Kasus Suap, Pengambilan Aset Negara, Kasus Pembunuhan seperti kasus di ASABRI, kasus di Kemenkeu, Ditjen Pajak, PT. Timor, Taman Mini Indonesia, kasus Sambo, kasus BTS di Kemkominfo dan lainnya.
Prestasi seorang Mahfud MD begitu mencuat saat diberi kesempatan oleh pak Jokowi menjadi Menko Polhukam hingga beliau menjadi sosok idola dan kebanggaan masyarakat, khususnya di kalangan masyarakat Madura sebagai tempat kelahirannya, dan kini apa yang lima tahun lalu merupakan impiannya untuk menjadi calon Wakil Presiden terwujud sudah.
Namun terlepas dari kehebatan, kejujuran dan bersihnya sosok Prof. Mahfud MD tentunya tidak bisa lepas dari sosok sang atasannya yang telah memberi kesempatan, kedudukan/jabatan dan fasilitas serta kewenangan kepadanya lewat hak prerogatif sang atasan (Presiden Jokowi) untuk melaksanakan perintah dan tugas sebagai Menko Polhukam karena apalah artinya kehebatan yang dimiliki oleh seseorang bila tanpa diberi kesempatan, kepercayaan dan kewenangan untuk melakukan sesuatu ?
Orang-orang yang punya jiwa besar dan pikiran waras tentunya tidak akan mengingkari bahwa apa yang kini dapat diraih oleh seorang Mahfud MD tentu karena adanya panggung kesempatan dan kehormatan yang disodorkan oleh Presiden Jokowi lewat hak prerogatif beliau kepada Prof. Mahfud MD dan pastinya itu didasari oleh kebijakan tunggal dan mutlak berdasarkan kejelian, pengamatan serta penilaian Presiden Jokowi.
Orang-orang yang punya jiwa besar tentunya juga mengakui bahwa sosok Ganjar Pranowo adalah orang yang berhasil menumbangkan pilihan elit PDI Perjuangan (Puan Maharani) untuk dijagokan lewat gerakan Dewan Kolonel sebagai calon Presiden karena adanya endorsment kuat dari Presiden Jokowi kepada Ganjar Pranowo.
Seorang Presiden RI yang merupakan Presiden bagi seluruh elemen bangsa Indonesia termasuk semua partai yang ada di Indonesia harusnya bersikap netral dalam urusan partai yang hendak menentukan dan mendeklarasikan calon Presiden yang akan diusungnya, namun pak Jokowi bahkan hadir pada acara penetapan dan deklarasi Ganjar Pranowo oleh PDI Perjuangan pada tanggal 21 April 2023 lalu.
Tidak hanya itu, Presiden Jokowi bahkan kemudian mengajak sang Capres PDI Perjuangan itu untuk pulang bersama dengan mobil Kepresidenan Indonesia 1 sekaligus mengajak sang Capres duduk bersama dalam Cabin Pesawat Kepresidenan untuk pulang ke Surakarta. Namun anehnya tidak ada seorangpun warga negara atau partai lain yang protes atas keberpihakan nyata yang dilakukan oleh sang Presiden RI itu dan Ganjar Pranowo sekaligus merupakan satu-satunya Gubernur yang diberi keistimewaan itu dari seorang Presiden Jokowi.
Putera sulung Presiden Jokowi yang sekarang juga berada pada posisi calon Wakil Presiden, kini harus berhadapan dan berkompetisi dengan orang-orang pilihan Presiden Jokowi sendiri dalam kontestasi Pilpres 2024 ini dan bagi saya ini adalah sebuah tontonan yang amat menarik serta langka bahkan belum pernah ada disepanjang mata rantai sejarah Indonesia.
“Jokowi vs Jokowi“, mungkin itulah judul yang tepat bagi tontonan atau drama Pilpres kali ini karena saya yakin sepenuhnya bahwa masyarakat pasti juga meyakini bahwa Presiden Jokowi juga berpihak kepada sang putera sulungnya dan sang director (sutradara) seakan sedang membuat skenario seperti game Mortal Combat di Play Station pada level terakhir dimana Jokowi masa lalu yang mendapat dukungan dari para mantan pendukungnya sedang melawan Jokowi terkini yang didukung oleh para pendukung setia dan kawanan pendukung barunya.
Semua penonton kini dibuat heboh, deg-degan dan sebagian lagi ada yang emosi serta panik tapi sebelum kita semua menyaksikan kelanjutan tontonan itu mari sejenak kita kembali ke laptop soal sosok Prof. Mahfud MD yang saat ini berdiri dan bertumpu di kedua kakinya yang ada pada posisi yang berbeda yaitu disatu sisi beliau yang masih menjabat sebagai Menko Polhukam dan harus melaksanakan perintah Presiden untuk mensukseskan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana Korupsi tapi untuk itu beliau perlu ingat bahwa posisi kaki satunya harus berhadapan melawan pihak yang kini menjadi pengusung dan pendukungnya sebagai Cawapres.
Apakah Prof. Mahfud MD akan tetap konsisten profesional, berani dan tegas untuk melawan pihak yang telah memberikan panggung kehormatan secara gratisan itu ?
Benar-benar sebuah tontonan uji nyali dari aktor yang bernama Prof. Mahfud MD sebagai sebuah episode yang berjudul Mahfud MD vs Mahfud MD sebagai bagian dari cerita keseluruhan yang sangat asik.
Jangan lupa beli Pop Corn atau Kacang dan menyiapkan Teh hangat atau seduhan Kopi untuk teman menonton agar lebih bisa santai.
Tapi kalau perlu juga siapkan satu box tissue untuk lap keringat atau air mata diakhir cerita. (Yon S) | Foto: Istimewa
Yon Soedono : Penasehat DPD Projo Ganjar Kota Bogor